Menteri PPPA menjelaskan bahwa inisiatif “Ruang Bersama Merah Putih” terinspirasi dari arahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar Kementerian dan Lembaga agar tercipta kolaborasi yang lebih efektif. Setelah pertemuan kabinet di Magelang, para menteri saling mengenal dan merancang langkah-langkah kolaborasi, termasuk dengan Kementerian Komdigi, untuk program-program yang akan dilaksanakan dalam lima tahun ke depan.
“Melanjutkan program DRPPA, kini kami berupaya meningkatkan kualitas perempuan dan anak hingga ke akar rumput secara holistik di berbagai bidang pembangunan melalui Ruang Bersama Merah Putih. Melalui Ruang Bersama ini, kami ingin meningkatkan kualitasnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan perempuan dan anak, gizi anak, pendidikan, meningkatkan cinta kebudayaan, dan pemberdayaan ekonomi perempuan yang melibatkan K/L lain dan Pemda serta unsur masyarakat sipil,” kata Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengibaratkan media sosial seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, media sosial memberikan manfaat besar bagi masyarakat, tetapi di sisi lain dapat membawa dampak buruk, termasuk bagi perempuan dan anak. Masalah ini diperparah jika literasi digital di kalangan perempuan dan anak masih rendah. Untuk itu, literasi digital menjadi salah satu fokus dalam “Ruang Bersama Merah Putih” melalui kerjasama dengan Kementerian Komdigi.
“Dari beberapa kasus perempuan dan anak yang sedang kami tangani dan kemarin juga kami turun ke lapangan itu ternyata mayoritas berawal dari media sosial yang mungkin tidak cermat dalam penggunaannya. Jadi dalam Ruang Bersama Merah Putih ini merupakan wadah pemenuhan hak serta perlindungan perempuan dan anak di tingkat desa yang nanti menjadi kolaborasi dari seluruh Kementerian/Lembaga terkait dalam implementasinya. Ruang ini juga akan menjadi solusi dalam memberikan alternatif kegiatan dan wadah bagi perempuan dan anak sekaligus diharapkan menjadi wadah peningkatan keterampilan dan kreativitas mereka dengan dukungan dari para ahli di masing-masing bidang yang akan ditekuni,” ujar Menteri PPPA.
Selain itu, Menteri PPPA menyebut bahwa “Ruang Bersama Merah Putih” juga bisa menjadi alternatif solusi bagi perempuan dan anak dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Sebelumnya, Menteri PPPA telah berdiskusi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk mendukung implementasi inisiatif ini.
“Saat audiensi kemarin, kami berhadap para mahasiswa yang sedang skripsi, mereka bisa untuk magang dulu di Ruang Bersama Merah Putih untuk memberikan pengalaman ke adik mereka entah tari, entah apa supaya anak-anak kita juga terisi waktunya tidak hanya dengan gadget. Begitu juga dengan kaum perempuannya di desa tersebut mungkin bisa dilatih bagaimana menggunakan medsos yang bijak karena banyak perempuan sekarang yang terkena dampak negatif kemajuan teknologi dan media sosial seperti terjerat pinjaman online dan ini sangat miris juga karena banyak perempuan juga yang terkena dampaknya. Itu kemudian mungkin literasi digital akan kita maksimalkan kembali bagaimana kita bisa memperluas koneksi dengan Kemkomdigi supaya kerja-kerja bersama kita di lapangan bisa lebih maksimal,” jelas Menteri PPPA.
Kemkomdigi Perkuat Literasi Digital untuk Perempuan dan Anak
Menteri Komdigi, Meutya Hafid, menyatakan bahwa salah satu tugas kementeriannya adalah memberikan literasi digital, termasuk untuk perempuan dan anak. Menurutnya, kerjasama antara Kementerian Komdigi dan Kementerian PPPA sudah berjalan, dan langkah ini akan semakin memperkuat program yang ada. Ia menambahkan bahwa berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas melalui literasi digital telah dilakukan dengan melibatkan perempuan secara langsung.
“Kita tahu salah satu korban terbanyak baik itu penipuan, transaksi keuangan, di ruang digital itu banyak oleh karena itu, perlu ada penguatan literasi terhadap perempuan. Kemudian tadi korbannya juga AI deepfake misalnya itu rata-rata juga badannya serta wajah perempuan yang kemudian dibuat AI deepfake sehingga akhirnya cenderung mengarah ke tindak pornografi. Jadi segala lini baik itu transaksi keuangan, pornografi itu banyak sekali korbannya perempuan di dunia maya. Kemudian kami juga akan kerjasama dalam connectivity jadi di beberapa daerah yang kita rasa disitu belum terhubung dengan baik maka akan kita perbaiki konektivitasnya, karena perempuan ini kalau punya akses terhadap informasi mudah-mudahan dia menjadi perempuan yang lebih berdaya,” ucap Menteri Komdigi, dillansir dari laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Senin (18/11/2024).