Jakarta, Portonews.com – Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) telah merancang 10 strategi untuk memperkuat kelembagaan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan strategi ini dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (20/10/2024). Langkah ini merupakan bagian dari visi besar Indonesia menuju tahun 2045, dengan tema “Better Environment for Sustainable Investment.”
Dalam penjelasannya, Hanif menekankan pentingnya peran KLH/BPLH dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. “Kami telah menyiapkan sepuluh rancangan strategis yang akan memperkuat kelembagaan KLH/BPLH untuk periode 2024-2029. Langkah ini akan menjadikan lembaga lebih responsif dan strategis,” jelasnya.
Hanif juga menyebutkan bahwa lembaganya akan bekerja secara sinergis untuk menghadapi apa yang disebutnya sebagai triple planetary crisis—perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. “Untuk mewujudkan visi ini, misi utama kami adalah mendorong ekonomi hijau dan biru, memperkuat kemandirian negara, serta melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup,” ungkap Hanif.
Salah satu strategi utama yang diusung adalah pendekatan ekonomi lingkungan. “Pendekatan ekonomi sirkular dan penerapan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) akan menjadi prioritas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya. Menurut Hanif, strategi ini diharapkan tidak hanya menjaga kelestarian alam tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia dalam investasi berkelanjutan.
Selain itu, Hanif menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, dunia usaha, dan lembaga internasional. “Pemerintah akan memberikan insentif kepada sektor-sektor yang berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk mempercepat inovasi di bidang ini,” katanya.
Melalui laman rmol.id, penanganan isu-isu lingkungan yang semakin kompleks juga menjadi perhatian utama KLH/BPLH. “Kami akan fokus pada pengelolaan pencemaran, limbah, dan perbaikan kualitas lingkungan, serta memperkuat sistem informasi kerentanan untuk meningkatkan efektivitas adaptasi terhadap perubahan iklim,” kata Hanif.
Ia menambahkan bahwa krisis keanekaragaman hayati akan diatasi melalui pendekatan restorasi ekosistem dan penegakan hukum. “Pengelolaan sampah laut, peningkatan sistem sanitasi, serta mitigasi polusi udara di kota-kota besar juga akan menjadi prioritas kami,” ujarnya.
Dalam rencana jangka pendek, Hanif menyebutkan beberapa program unggulan yang terintegrasi dengan Quick Wins Asta Cita, di antaranya pengelolaan limbah medis dan program gizi anak sekolah. “Program-program ini akan didukung oleh pendampingan terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian,” jelasnya.
Terakhir, Hanif juga membahas tentang penerapan instrumen ekonomi lingkungan untuk memperkuat penerimaan negara. “Instrumen seperti Nilai Ekonomi Karbon, ekonomi sirkular, dan ekonomi berbasis keanekaragaman hayati akan berkontribusi pada pembukaan lapangan kerja dan pembangunan yang ramah lingkungan,” pungkasnya.
Dengan strategi-strategi ini, Hanif Faisol Nurofiq optimis KLH/BPLH dapat menjadi penggerak utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia. “Melalui perencanaan yang matang dan kolaborasi yang kuat, kami yakin kelembagaan KLH/BPLH mampu menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang ada dan menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan,” tutupnya. (*)