Batam, Portonews.com – Kebocoran pipa minyak milik Shell di perairan Singapura yang terjadi pada Minggu, 20 Oktober 2024, telah memicu kewaspadaan di kawasan perairan Batam. Jarak yang hanya 10 mil dari lokasi kebocoran ke pantai Batam membuat potensi dampak lingkungan semakin nyata jika tumpahan minyak tidak ditangani dengan serius.
Menurut laporan dari Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA), kebocoran tersebut sudah berhasil dihentikan dan langkah-langkah penanganan sudah diambil oleh pihak Shell. “Kebocoran dilaporkan telah berhenti di sumbernya. Shell telah menempatkan boom penampung di luar lokasi kebocoran dan juga mengerahkan kapal yang dilengkapi dengan dispersan untuk membersihkan minyak yang terlihat di sekitar kebocoran,” kata MPA dalam pernyataan resmi yang dilansir AFP.
Meski kebocoran telah diatasi, perhatian tetap diarahkan pada kemungkinan sebaran minyak yang dapat mencemari perairan Batam. Kepala KSOP Khusus Batam, Capt Bharto Ari Raharjo, melalui Kabid Gakum KSOP Batam, Yuzirwan Nasution, menyampaikan bahwa pihaknya telah merespons cepat situasi tersebut. “Ya, kita merespons kejadian itu. Jangan sampai tumpahan akibat kebocoran di sana berdampak ke perairan kita. Kita sudah kerahkan kapal patroli rutin dalam 3 hari ini sejak kejadian,” ujar Yuzirwan, Kamis (24/10/2024).
KSOP Batam telah menugaskan empat kapal patroli untuk mengawasi kondisi di seluruh perairan Batam. “Kami telah mengerahkan empat kapal patroli untuk memantau situasi dan memastikan tidak ada dampak tumpahan minyak yang mengalir ke perairan Batam. Namun sampai hari ini belum ada,” jelasnya.
Koordinasi juga dilakukan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta instansi terkait lainnya untuk mempersiapkan langkah antisipatif jika tumpahan minyak mencapai perairan Batam. Yuzirwan menekankan bahwa patroli ini akan terus dilakukan hingga situasi benar-benar dinyatakan aman. “Saat ini, kondisi masih terpantau aman. Namun, kami tetap waspada. Jika nantinya ditemukan tumpahan minyak di wilayah kita, kami akan segera melokalisir area terdampak dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak terkait untuk tindakan lebih lanjut,” ungkapnya.
Dengan perairan Batam yang berbatasan langsung dengan Singapura, KSOP Batam tetap siaga penuh. “Patroli ini akan terus berlangsung hingga benar-benar dipastikan tidak ada ancaman pencemaran bagi perairan Batam,” pungkas Yuzirwan.
Langkah proaktif dari KSOP Batam ini diharapkan dapat mencegah terjadinya dampak yang lebih luas akibat kebocoran pipa minyak di perairan Singapura. (*)