Kota Baubau, Portonews.com – Sebuah kapal patroli milik Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (KPLP) terbakar saat bersandar di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Senin malam, 23 September 2024. Kebakaran ini terjadi sekitar pukul 20.30 Wita, mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat yang sedang beraktivitas di sekitar pelabuhan. Hingga saat ini, penyebab kebakaran kapal masih dalam penyelidikan.
Kepanikan dan Respon Petugas
Kepanikan melanda Pelabuhan Murhum saat api mulai menjalar dari arah dapur kapal. Saksi mata, Karim, menjelaskan bahwa api tiba-tiba muncul dan langsung menyebar ke bagian dalam kapal. “Kebakaran ini membuat orang-orang yang beraktivitas di Pelabuhan Murhum Baubau panik,” ujarnya, Selasa (24/9/2024). Saat kejadian, petugas jaga kapal sedang keluar untuk membawa pakaian laundry, sehingga tidak ada yang berada di dalam kapal saat api mulai berkobar.
Menanggapi insiden tersebut, petugas jaga di pelabuhan berusaha memberikan pertolongan dengan alat seadanya. Meskipun situasi tampak kritis, upaya penyelamatan terus dilakukan. Dalam waktu yang sama, sebuah kapal tunda mendekati lokasi kejadian dan melakukan penyemprotan air ke arah kapal patroli yang terbakar.
Proses Evakuasi dan Penanganan Kebakaran
Sementara itu, pihak berwenang di pelabuhan segera melakukan evakuasi untuk memastikan keselamatan pengunjung dan pekerja di sekitar area pelabuhan. Tim pemadam kebakaran setempat juga dikerahkan untuk membantu memadamkan api yang semakin membesar. “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk memadamkan api dan mencegah kebakaran meluas ke kapal lain,” ungkap salah seorang petugas pemadam kebakaran yang bertugas di lokasi.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat insiden kebakaran tersebut. Namun, kerugian materiil diperkirakan cukup signifikan mengingat kapal patroli tersebut merupakan aset penting bagi KPLP. Pihak berwenang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab kebakaran dan langkah-langkah yang perlu diambil ke depannya.
Penyelidikan Lanjutan dan Tindakan Preventif
Pasca kejadian, pihak KPLP mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran yang menghanguskan kapal patroli tersebut. “Kami akan mengumpulkan semua bukti dan keterangan dari saksi untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Keamanan dan keselamatan kapal kami adalah prioritas utama,” kata juru bicara KPLP.
Selain itu, pihak pelabuhan juga berencana untuk mengevaluasi prosedur keselamatan yang ada. Insiden ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat, terutama di area pelabuhan yang padat aktivitas. “Kami akan mengkaji kembali prosedur keamanan dan melakukan pelatihan lebih lanjut bagi petugas kami untuk meningkatkan respon terhadap situasi darurat,” tambah juru bicara tersebut.
Dampak Terhadap Aktivitas Pelabuhan
Kebakaran kapal patroli ini berdampak pada aktivitas di Pelabuhan Murhum. Sejumlah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang terpaksa ditunda hingga situasi benar-benar aman. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami berusaha secepat mungkin untuk memulihkan operasional pelabuhan,” ujar seorang petugas pelabuhan.
Masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan juga diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Pihak berwenang mengingatkan agar masyarakat mengikuti arahan yang diberikan oleh petugas di lapangan. “Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan keselamatan di pelabuhan ini,” tutup petugas tersebut.
Kesimpulan dan Harapan Ke Depan
Insiden kebakaran kapal patroli di Pelabuhan Murhum Baubau menjadi peringatan akan pentingnya pengawasan dan keselamatan di area pelabuhan. Pihak KPLP dan pelabuhan berjanji akan terus berkoordinasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Diharapkan, langkah-langkah yang diambil akan meningkatkan keselamatan bagi semua pengguna jasa pelabuhan.
Dengan penyelidikan yang sedang berlangsung, masyarakat berharap agar hasilnya dapat memberikan kepastian dan mencegah insiden serupa di masa depan. Pelabuhan Murhum, sebagai salah satu pusat kegiatan maritim di Sulawesi Tenggara, diharapkan dapat kembali beroperasi dengan normal secepat mungkin, memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
Insiden kebakaran kapal patroli di Pelabuhan Murhum Baubau mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat di area pelabuhan. Meskipun kebakaran ini tidak melibatkan tumpahan minyak, peristiwa tersebut menekankan bahwa setiap kegiatan maritim memiliki risiko yang perlu dikelola dengan baik. Kesiapsiagaan dan respons yang cepat dari pihak berwenang sangat penting untuk mencegah insiden yang lebih besar, termasuk potensi pencemaran minyak yang dapat terjadi.
Dalam konteks potensi tumpahan minyak, peran perusahaan seperti Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia sangat krusial. Sebagai perusahaan swasta yang profesional dalam menangani tumpahan minyak, OSCT Indonesia memiliki keahlian dalam memberikan pelatihan yang diperlukan untuk penanggulangan pencemaran minyak. Dengan program pelatihan yang diakreditasi oleh Nautical Institute dan disertifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Indonesia, OSCT Indonesia membantu mempersiapkan berbagai pihak—termasuk staf operasional, supervisor, dan manajer—dalam menghadapi insiden pencemaran minyak yang mungkin terjadi.
Melalui pelatihan IMO Level 1, 2, dan 3, OSCT Indonesia tidak hanya meningkatkan keterampilan individu tetapi juga membangun kolaborasi yang solid antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan perusahaan jasa penanggulangan tumpahan minyak. Pelatihan ini memungkinkan peserta untuk mengembangkan dan memelihara kemampuan dalam menangani keadaan darurat polusi minyak dengan efisien. Hal ini sangat penting, mengingat dampak negatif pencemaran minyak tidak hanya berpengaruh pada ekosistem tetapi juga pada perekonomian lokal.
Penting bagi semua pihak—baik pemerintah, masyarakat, maupun perusahaan—untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan dari pencemaran. Penanggulangan tumpahan minyak harus menjadi tugas bersama, dengan adanya pelatihan yang memadai sebagai fondasi untuk menghadapi insiden di masa depan. Dengan dukungan OSCT Indonesia dan kolaborasi yang baik antara semua pemangku kepentingan, diharapkan potensi risiko pencemaran minyak dapat diminimalisir, menjaga kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat.