Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi menuturkan bahwa rencana kerja sama ini segera akan diresmikan lewat penandatanganan nota kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Harapannya, melalui perjanjian ini, koperasi dapat berkembang, sekaligus menjaga ketersediaan stok pangan di pasar.
“Jadi, partisipasi koperasi dalam kolaborasi ini diharapkan mampu semakin memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam koperasi,” ujar Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi setelah menerima kunjungan Direktur Utama Perum Bulog di kantornya, pada Kamis (31/10).
Kerja sama ini akan melibatkan koperasi yang fokus di sektor pangan, termasuk beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) yang akan diperbarui. Dengan dukungan dari Perum Bulog yang memiliki sekitar 1.596 gudang yang tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan koperasi di daerah-daerah dapat menjalin kolaborasi dengan lebih mudah.
“Nanti akan kita lihat koperasi-koperasi yang kondisinya sehat dan beroperasi di sektor pangan untuk dilibatkan dalam kerja sama ini,” lanjut MenKop Budi Arie.
Kerja sama ini diyakini akan mendukung kesejahteraan anggota koperasi. Secara tidak langsung, koperasi juga dapat berfungsi sebagai penstabil harga pangan di pasar, terutama pada saat terjadi fluktuasi.
“Untuk teknisnya, kita akan diskusikan secara lebih rinci. Yang terpenting adalah menjamin ketersediaan, keterjangkauan, serta kestabilan harga agar tidak terjadi gejolak, karena rakyat bisa terdampak,” kata MenKop.
Budi Arie juga menekankan bahwa keterlibatan koperasi dalam ekosistem pangan ini bertujuan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Budi menyadari, beberapa koperasi yang dikelola dengan kurang baik telah menyebabkan penurunan kepercayaan publik pada koperasi.
“Koperasi harus untung dalam kerja sama ini, namun tidak boleh fiktif, menggelembungkan harga, ataupun merugikan. Kita paham bahwa koperasi adalah instrumen yang baik untuk meraih keuntungan itu. Maka ini adalah peluang bagi kita untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” tambah MenKop Budi Arie.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menyatakan keyakinannya bahwa skema kerja sama ini akan menguntungkan kedua pihak. Dengan kapasitas gudang mencapai 4 juta ton, Perum Bulog dapat menyerap berbagai komoditas hasil petani yang tergabung dalam koperasi.
“Dengan kerja sama ini, kita ingin saling memberi manfaat, sehingga aktivitas ekonomi di koperasi akan berputar lebih cepat. Bulog tidak akan bergerak sendirian; ada koperasi yang turut berperan sehingga keduanya bisa saling mengawasi,” kata Wahyu.
Wahyu menjamin bahwa sebagai lembaga yang memiliki tugas untuk menyerap komoditas dari petani, Perum Bulog akan terus berupaya agar harga komoditas tetap di atas harga pasar. Dengan adanya jaminan harga yang lebih baik, kesejahteraan petani diharapkan dapat meningkat.
“Jadi, begitu BUMN seperti Perum Bulog menjalin kerja sama dengan Kementerian Koperasi, pasti dampaknya akan luar biasa. Saat ini, konsep kerja samanya sudah rampung,” ujar Wahyu, dilansir dari laman kemenkopukm, Selasa (4/11/2024).