Bali, Portonews.com – Workshop Maritime Single Window (MSW) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan Indonesia menjadi forum tahunan kedua yang membahas transformasi digital dalam sektor maritim. Tahun ini, acara yang diadakan di Bali pada Selasa (12/11), dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari 12 negara, termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, Ekuador, Ethiopia, Kenya, Liberia, Madagaskar, Maladewa, Nigeria, Papua Nugini, Filipina, Togo, serta Indonesia sebagai tuan rumah. Acara ini juga menghadirkan pembicara tamu dari Jepang dan Indonesia.
Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, menjelaskan bahwa implementasi MSW di Indonesia telah membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah penurunan waktu proses clearance yang signifikan, pengurangan penumpukan dokumen, serta pengurangan beban administratif bagi pelaku bisnis.
“Dengan dukungan teknologi digital, proses permohonan izin, pengecekan dokumen, hingga pengelolaan lalu lintas barang dapat dilakukan lebih cepat dan transparan. Ini tentu saja mengurangi biaya operasional logistik,” ujar Antoni.
Dia juga menambahkan bahwa keuntungan ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku industri maritim nasional, tetapi juga perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia. Hal ini berperan besar dalam meningkatkan daya saing logistik Indonesia di tingkat global.
Antoni lebih lanjut menekankan bahwa MSW telah menghubungkan 264 pelabuhan di seluruh Indonesia melalui sistem INAPORTNET. Sistem ini bertujuan untuk memperlancar operasional kapal masuk dan keluar pelabuhan, serta kegiatan bongkar muat.
“INAPORTNET adalah upaya pemerintah untuk mempercepat proses di pelabuhan dan mengurangi waktu kontainer berada di pelabuhan. Ini juga mendorong integrasi ekonomi Indonesia dengan jaringan perdagangan internasional,” ungkapnya.
Antoni juga mengungkapkan bahwa langkah Indonesia dalam mengimplementasikan MSW sudah sesuai dengan hasil Sidang Facilitation Committee ke-47 yang diadakan oleh International Maritime Organization (IMO) pada 2023. Dalam sidang tersebut, IMO mengadopsi amandemen terhadap FAL Convention yang mewajibkan semua negara anggota IMO untuk menerapkan sistem MSW mulai 1 Januari 2024.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memandang transportasi laut sebagai kunci utama untuk konektivitas antar pulau dan pendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penerapan transformasi digital pada sektor maritim menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan daya saing logistik Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Hartanto, menyampaikan bahwa Workshop MSW ini mencerminkan komitmen Indonesia sebagai anggota Dewan IMO dalam mendukung pertukaran pengetahuan dan berbagi praktik terbaik dalam penerapan sistem MSW.
“Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem MSW dan membuka peluang untuk memperkuat kerja sama dengan negara anggota IMO lainnya. Hal ini untuk mendukung implementasi dan pengembangan MSW yang lebih baik,” jelas Hartanto.
Kedepannya, Hartanto berharap Workshop MSW dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung transformasi digital sektor pelayaran yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan.
Dengan adanya inisiatif ini, Indonesia semakin siap untuk menghadapi tantangan global di sektor logistik dan maritim, serta memperkuat posisinya sebagai poros maritim dunia.