Jakarta, Portonews.com – Sertifikasi halal memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa produk-produk yang beredar telah memenuhi standar halal, yang tidak hanya menjamin kehalalannya tetapi juga memberikan nilai tambah yang diakui secara internasional.
Menurut Haikal Hasan, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), standar halal kini telah berkembang menjadi konsep yang lebih inklusif. Halal tidak lagi hanya menjadi bagian dari kehidupan umat Muslim, melainkan juga mencakup seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinan. “Halal kini telah menjadi gaya hidup, lifestyle. Halal itu baik, sehat, higienis, dan berkualitas. Halal is for all, halal adalah rahmat bagi semua umat manusia. Produk halal tidak hanya untuk Muslim, semua bisa menikmati. Dengan kualitas ini, maka kini produk halal telah menjadi preferensi bagi masyarakat dunia di berbagai negara,” kata Haikal.
Potensi pertumbuhan pasar halal semakin besar, terutama seiring dengan proyeksi Pew Research Center yang memperkirakan populasi Muslim global akan mencapai 2,2 miliar pada tahun 2030. Selain itu, kemajuan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara juga berperan penting dalam memacu pertumbuhan pasar produk halal. Peningkatan daya beli masyarakat di wilayah-wilayah ini mendorong konsumsi produk halal yang semakin tinggi.
Dalam dekade terakhir, pasar makanan dan minuman halal mengalami lonjakan signifikan, yang dipicu oleh pertumbuhan pesat jumlah populasi Muslim. Pasar halal global diperkirakan akan mencapai nilai US$1,3 triliun pada 2025, atau sekitar Rp20.670 triliun (dengan kurs US$1=15.900), naik tajam dari US$899,9 miliar pada 2018, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 5,2% selama periode 2018-2028.
Melihat peluang yang sangat besar ini, Haikal, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat ekosistem industri halal di dalam negeri guna memanfaatkan pasar yang sangat besar ini. “Data ini membuktikan bahwa kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekosistem industri halal kita. Sebab, peluang yang sangat besar itu harus kita ambil. Dan dengan potensi yang kita miliki, saya yakin kita mampu menjadi produsen produk halal terbesar di dunia, sepanjang kita bersama bersinergi dan berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem produk halal yang kita miliki, mulai dari sektor usaha mikro, kecil, menengah, hingga besar,” kata Haikal di Jakarta (7/12).
Lebih lanjut, Haikal, yang akrab disapa Babe Haikal, menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah yang diterapkan melalui BPJPH, seperti implementasi kewajiban sertifikasi halal yang semakin ketat, merupakan salah satu kunci untuk memperkuat ekosistem halal ini. Dengan ekosistem halal yang kuat dan produktif, Indonesia dipastikan akan menjadi produsen produk halal yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik yang besar, tetapi juga mampu menembus pasar ekspor untuk memenuhi permintaan internasional yang terus berkembang.
“Bagi itu, saya mengajak kementerian, lembaga, pemerintah daerah, sektor swasta, dan semua pihak untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dalam memperkuat ekosistem halal. Termasuk dalam mewujudkan sosialisasi, edukasi, literasi, dan fasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku UMKM di seluruh Indonesia,” ungkap Haikal. Diharapkan, sinergi ini dapat membantu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk mereka, memenuhi standar halal, serta bersaing di pasar global, bahkan unggul dalam kualitas, kuantitas, dan harga dibandingkan dengan produk halal dari luar negeri.