Jakarta, Portonews.com — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berinovasi untuk mendukung transformasi menuju industri hijau, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mengurangi emisi karbon. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai layanan jasa yang dirancang untuk mempercepat proses dekarbonisasi di sektor industri.
Layanan tersebut mencakup audit Continuous Emission Monitoring System (CEMS), verifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sertifikasi industri hijau, pengujian, kalibrasi, bimbingan teknis, konsultasi, hingga penjualan produk inovatif seperti Adaptive Monitoring Systems (AiMS). Semua ini bertujuan mengoptimalkan efisiensi dan keberlanjutan di sektor manufaktur.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa inovasi ini dihasilkan oleh Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang berada di bawah naungan BSKJI. UPT terus memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat konsep industri hijau dan meningkatkan layanan berbasis teknologi untuk kebutuhan industri.
“UPT di lingkungan BSKJI harus terus memperkuat kontribusinya dalam mendukung pengembangan industri hijau serta mengoptimalkan potensi jasa layanan dan sumber daya yang dimiliki,” ujar Andi di Jakarta, Sabtu (23/11).
Salah satu UPT yang menjadi contoh adalah Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang. Balai ini berkomitmen memperluas akses pasar layanan melalui inovasi, sekaligus meningkatkan kontribusinya dalam mendukung keberlanjutan industri nasional.
Kepala BBSPJPPI Semarang, Sidik Herman, menegaskan bahwa pihaknya terus memperkenalkan layanan inovatif kepada publik. Salah satu langkah strategisnya adalah dengan berpartisipasi sebagai exhibitor dalam acara Electricity Connect 2024, yang digelar oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) pada 20-22 November 2024.
Dalam acara tersebut, BBSPJPPI memamerkan berbagai layanan seperti audit CEMS dan verifikasi TKDN, yang diharapkan mampu menarik minat pasar jasa layanan industri hijau secara lebih luas.
“Partisipasi dalam ajang bergengsi seperti Electricity Connect 2024 adalah langkah penting untuk memperluas akses pasar jasa layanan. Ini juga menjadi platform efektif untuk menampilkan keunggulan kami serta memperkuat kontribusi BBSPJPPI bagi industri,” kata Sidik.
Kepala Pusat Industri Hijau BSKJI Kemenperin, Apit Pria Nugraha, menyoroti pentingnya penerapan prinsip industri hijau di sektor manufaktur. Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini bertumpu pada efisiensi penggunaan sumber daya, menjaga fungsi lingkungan, serta memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
“Implementasi prinsip industri hijau mengacu pada Standar Industri Hijau (SIH) yang berlaku. Perolehan sertifikasi dapat diproses bagi industri yang memenuhi standar tersebut,” jelasnya.
Melalui inovasi dan pendekatan strategis ini, Kemenperin berharap dapat mempercepat transformasi sektor industri di Indonesia menuju keberlanjutan. Upaya ini sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus memperkuat daya saing industri nasional dalam era ekonomi hijau.