Jakarta, Portonews.com – Pertumbuhan populasi muslim dunia diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau sekitar 26,5 persen dari total populasi global pada tahun 2030. Peningkatan ini secara langsung akan mendorong lonjakan permintaan terhadap produk-produk industri halal, membuka peluang besar bagi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Indonesia, dengan jumlah penduduk muslim mencapai 235,6 juta jiwa, memiliki potensi pasar yang sangat besar dalam mengembangkan ekonomi syariah dan industri halal. “Dengan populasi sebesar ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, mendorong pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko Cahyanto, saat acara Kick Off Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2024 di Jakarta, Senin (26/08).
Dalam upaya mempromosikan dan memperkuat industri halal nasional, Kementerian Perindustrian telah aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran produk halal, baik di dalam negeri maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah Almaty Halal Expo di Kazakhstan, OIC Halal Expo di Istanbul, Turki, dan Russia Halal Expo di Kazan, Rusia. Partisipasi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk halal Indonesia ke pasar global serta memperkuat posisinya di industri halal dunia.
Selain itu, Kementerian Perindustrian juga telah mendorong sertifikasi halal bagi industri kecil (IK) melalui Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH). Dalam tiga tahun terakhir, PPIH telah memfasilitasi sertifikasi halal bagi 3.095 industri kecil, baik melalui skema reguler maupun self-declare, sehingga semakin banyak produk halal dari Indonesia yang memenuhi standar internasional.
Eko Cahyanto menambahkan, ada tiga sektor utama yang menjadi pilar pengembangan industri halal di Indonesia, yaitu sektor farmasi dan kosmetik halal, sektor makanan halal, dan sektor fesyen muslim. “Industri halal di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Sektor farmasi dan kosmetik halal kita telah naik tiga peringkat menjadi peringkat kelima di dunia. Untuk industri makanan halal, kita menempati peringkat kedua, dan sektor modest fashion menempati peringkat ketiga,” jelas Eko, seperti dilansir dari laman antaranews.com.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa potensi ini didukung oleh meningkatnya pengeluaran konsumen muslim global yang tumbuh 9,5 persen, dari 2 triliun dolar AS pada 2021 menjadi 2,29 triliun dolar AS pada 2022. “Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peluang besar bagi industri halal Indonesia untuk terus berkembang dan menjadi pemain utama di pasar global,” tambahnya.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia berpeluang besar untuk memanfaatkan potensi ini, bukan hanya untuk meningkatkan daya saing produk halal di pasar internasional, tetapi juga untuk memajukan perekonomian nasional melalui industrialisasi yang berbasis syariah.