Jakarta, Portonews.com – Pengembangan aspal Buton diprediksi akan memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor di Indonesia, terutama dalam penguatan infrastruktur nasional. Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Reni Yanita, menegaskan bahwa aspal Buton adalah aset nasional dengan potensi besar yang dapat memperkuat ketahanan sektor infrastruktur. “Aspal Buton adalah aset nasional yang memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung infrastruktur nasional. Melalui pemanfaatan ini, kita dapat meningkatkan kemandirian nasional dalam sektor aspal, mengurangi impor, dan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di Jakarta, Kamis (7/11).
Aspal Buton dikenal sebagai satu-satunya jenis aspal alam di Indonesia dengan cadangan yang melimpah. Sejak Presiden Joko Widodo menginstruksikan akselerasi hilirisasi aspal Buton pada 2022, berbagai kementerian dan lembaga terkait telah bersinergi untuk mempercepat pemanfaatannya. Pemanfaatan potensi ini menjadi semakin strategis, mengingat pemerintah berupaya untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan aspal domestik guna mewujudkan swasembada pada tahun 2030.
“Upaya kami adalah untuk terus mengembangkan industri aspal Buton agar memberikan dampak besar pada ekonomi dan pemerataan pembangunan di Indonesia, khususnya di daerah seperti Buton,” tambah Reni.
Untuk mendukung pengembangan tersebut, Kementerian Perindustrian baru-baru ini merilis Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton. Peluncuran peta jalan ini menandakan komitmen pemerintah untuk menjadikan aspal Buton sebagai andalan dalam memenuhi kebutuhan aspal nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Indonesia memiliki cadangan aspal alam yang sangat besar, yang diharapkan dapat memperkuat sektor infrastruktur nasional dan menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam domestik.
Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton memiliki visi besar: menjadikan aspal Buton sebagai “tuan rumah” dalam pasokan aspal nasional pada 2030. Untuk mencapai hal ini, pemerintah menargetkan tiga misi utama: meningkatkan utilisasi industri aspal Buton berkualitas tinggi, mendorong pertumbuhan industri aspal murni, serta menciptakan ekosistem industri berbasis ramah lingkungan. Salah satu sasaran utama adalah meningkatkan penggunaan aspal Buton hingga 90% dari kebutuhan nasional, serta mengembangkan dua industri pengolahan aspal murni dan menyertifikasi sepuluh pabrik dengan standar industri hijau pada tahun 2030.
Saat ini, Indonesia memiliki 37 pabrik pengolahan aspal Buton yang tersebar di berbagai wilayah. Pabrik-pabrik ini memproduksi berbagai jenis aspal, seperti B5/20, B50/30, CPHMA, pracampur, hingga aspal murni, dan telah menyerap lebih dari 800 tenaga kerja. Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa pada periode 2019-2023, rata-rata penggunaan aspal Buton dalam proyek nasional hanya sekitar 5%, sementara kebutuhan aspal lainnya masih banyak dipenuhi melalui impor. Diharapkan, dengan beroperasinya pabrik-pabrik ini secara penuh, penggunaan aspal Buton dapat meningkat drastis dan mengurangi defisit perdagangan Indonesia.
Untuk mengatasi tantangan rendahnya utilisasi aspal Buton, Kementerian Perindustrian telah melakukan berbagai upaya strategis sepanjang tahun 2024. Ini termasuk kegiatan business matching produk dalam negeri, koordinasi Dana Alokasi Khusus dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta sosialisasi terkait regulasi tata kelola. Kemenperin juga aktif berpartisipasi dalam konferensi internasional seperti 12th Malaysian Road Conference & Exhibition 2024. “Selain itu, kami sedang menyusun kajian teknologi dan keekonomian serta merencanakan revisi standar nasional Indonesia (SNI) untuk memastikan mutu produk aspal yang dihasilkan,” ujar Reni Yanita.
Di sisi regulasi, pemerintah juga telah menetapkan sejumlah peraturan yang mendukung penggunaan aspal Buton untuk proyek jalan nasional. Di antaranya adalah Peraturan Menteri PUPR No. 18 Tahun 2018 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 2023, yang diharapkan dapat memperkuat koordinasi antar-kementerian serta menjaga kualitas produk aspal Buton agar menjadi pilihan utama dalam pembangunan infrastruktur nasional.
“Implementasi Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton ini adalah langkah besar untuk mencapai swasembada aspal yang berkelanjutan. Kami optimis bahwa dengan kerja sama berbagai pihak, aspal Buton akan menjadi kekuatan utama dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, membawa negara ini menuju kemandirian, daya saing yang lebih tinggi, serta kontribusi yang lebih besar bagi ekonomi nasional,” tutup Reni.