Jakarta, Portonews.com – Dalam dekade terakhir, media sosial telah mengalami transformasi besar, beralih dari sekadar alat untuk berkomunikasi menjadi platform yang sering kali mempersembahkan versi kehidupan yang sangat dikurasi. Fenomena “realitas yang disaring” ini kini menjadi sorotan utama TikTok, yang baru-baru ini meluncurkan inisiatif untuk membatasi penggunaan efek pengubah penampilan di kalangan penggunanya yang masih muda.
TikTok mengumumkan aturan baru yang membatasi akses pengguna di bawah 18 tahun terhadap filter kecantikan dan efek lainnya yang dapat mengubah penampilan, seperti dilansir laman phonearena.com (28/11). Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengatasi kekhawatiran terkait dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan filter, yang sering kali mempengaruhi persepsi diri generasi muda. Namun, detail tentang jenis filter yang dibatasi masih belum jelas, yang menimbulkan pertanyaan: Apakah langkah ini benar-benar untuk melindungi generasi muda, atau hanya sekadar upaya untuk memperbaiki citra publik TikTok?
Sebagai bagian dari langkah ini, TikTok juga memperkenalkan persyaratan baru untuk filter, memastikan bahwa pengguna dapat mengetahui secara jelas bagaimana filter tersebut mengubah penampilan mereka. Selain itu, TikTok memperbarui pedoman bagi pembuat konten di platformnya untuk mengurangi dampak negatif dari filter ini. Meski demikian, masih belum dapat dipastikan seberapa efektif perubahan ini, dan banyak yang khawatir ini hanya akan menjadi langkah simbolis untuk meredakan kritik.
Selain isu filter, TikTok juga menghadapi tantangan lain, yaitu memastikan bahwa pengguna yang berusia di bawah 13 tahun tidak dapat mengakses platform. Setiap bulan, TikTok menghapus sekitar enam juta akun global yang diduga melanggar kebijakan usia. Platform ini kini sedang mengembangkan teknologi berbasis pembelajaran mesin untuk membantu mendeteksi akun-akun yang kemungkinan dimiliki oleh pengguna di bawah umur, yang kemudian akan diperiksa lebih lanjut oleh tim moderator.
“Menjaga keamanan komunitas adalah prioritas kami dan pada akhir tahun 2024, kami akan menginvestasikan hampir €2 miliar secara global dalam upaya ini pada tahun ini saja,” ungkap Christine Grahn, Kepala Kebijakan Publik & Hubungan Pemerintah TikTok, pada November 2024.
Meskipun perubahan ini pertama kali diterapkan di Inggris, peluncuran global diharapkan akan segera menyusul dalam beberapa minggu dan bulan mendatang. Beberapa pihak melihat langkah ini sebagai sebuah perbaikan yang positif, tetapi ada juga kekhawatiran bahwa TikTok mungkin hanya menggunakan kebijakan ini untuk menenangkan regulator. TikTok saat ini sedang menghadapi tuntutan hukum di 14 negara bagian AS terkait dampaknya terhadap kesehatan mental generasi muda. Perlindungan yang lebih kuat, khususnya untuk anak-anak, tentu sangat diperlukan jika kita benar-benar ingin menjaga mereka tetap aman di dunia digital.