Jakarta, Portonews.com – Sejatinya Indonesia bisa memproduksi sendiri kendaraan listrik. Buktinya, anak negeri ini mampu membuat bus listrik. Bahkan bus listrik yang diproduksi di Kudus Jawa Tengah ini menjadi primadona di areal pertambangan.
Beberapa perusahaan seperti PT Bukit Asam, Kideco, PT Kaltim Para Industri, Rio Andalas Pulp Paper, PT Paiton telah merasakan kehandalan bus listrik yang diproduksi PT Mobil Anak Bangsa. Tidak hanya perusahaan tambang dan PLTU Paiton, bus listrik yang didirikan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ini merambah ke pemerintahan daerah dan instansi pemerintah dan perguruan tinggi. Sebut saja Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Bontang, Semarang, Dishub Yogyakarta dan Dishub Bogor hingga perguruan tinggi negeri seperti Universitas Indonesia (UI).
PT Paiton menjadi konsumen pertama dengan membeli 1 unit bus listrik pada tahun 2019. Sedang PT Rio Andalas Pulp Paper (RAPP) membeli 10 unit. Sementara PT Bukit Asam membeli 15 unit pada tahun 2022. Untuk PT Kideco membeli 1 unit.
Menurut Bernardus Abimantrono, Sales Manager PT Mobil Anak Bangsa (MAB), bus listrik milik UI berkat kerjasama UI, LPDP dan PT Mobil Anak Bangsa. “Pengerjaan bus UI, perusahaan kita yang mengerjakan,” kata Abi, sapaan akrab Bernardus Abimantrono pada Portonews, Jumat (3/5/2024) di JI-EXPO Kemayoran Jakarta.
Abi mengutarakan, keunggulan bus listrik yang diproduksinya adalah menjadi produsen nasional yang memproduksi kendaraan listrik.
Menurut penuturan Abi, Mobil Anak Bangsa ini didirikan pada tahun 2016. Awalnya hanya memproduksi 3 prototype dan melalui beberapa uji sehingga kemudian layak produksi dan dapat izin dipasarkan. Saat ini kapasitas produksi Mobil Anak Bangsa mencapai 50 unit bus per bulan.
Ketika ditanya soal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Abi menjelaskan capaiannya. “Sudah mencapai 52 persen,” katanya seraya menambahkan beberapa komponen impornya; baterai, motor dan air suspence.
Dia juga memaparkan terkait harga bus listrik produksinya. 1 unit bus ukuran 12 meter dipatok sekitar Rp5,5 miliar. Sedangkan 1 unit bus listrik ukuran 8 meter dipasang harga Rp3,3 miliar.
Abi juga menjamin tersedianya sparepart bus listrik yang dibutuhkan pihak konsumen. Bahkan pihaknya menyediakan jaminan konsinyasi.
Abi juga tidak menampik adanya kompetitor seperti merek VKTR. Namun perusahaan bus yang dikomandani oleh Kelik Nirwantoro sebagai Dirut, tidak surut menghadapi alam kompetisi di dunia otomotif. Sebab Mobil Anak Bangsa memiliki ceruk pasar pertambangan. Ditambah lagi perusahaan tambang umumnya memiliki power plant sendiri sehingga dengan memiliki bus listrik justru lebih efisien hemat. Bahkan menguntungkan melalui regulasi carbon tax.
Abi juga berharap pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo akan lebih mendorong pengembangan kendaraan dan bus listrik.