Post Views: 781
Barrancabermeja (Kolombia), Portonews.com – pada Rabu dini hari pukul 12:20 terjadi serangan terhadap infrastruktur minyak Ecopetrol di wilayah El Centro, Barrancabermeja, yang diduga dilakukan melalui pengaktifan alat peledak di jalur pipa (30/10/2024). Ledakan tersebut mengakibatkan kebakaran besar di area sekitar oleoduk di La Carrilera, desa Planta Nueva, dan memaksa beberapa keluarga dievakuasi karena adanya rumah-rumah yang berada dekat dengan pipa tersebut.
Unit Angkatan Darat mengidentifikasi lokasi ledakan yang terjadi di jalur pipa 12 inci dari El Centro menuju Barrancabermeja, di mana tumpahan minyak mentah juga tercatat di sektor tersebut. Masyarakat melaporkan mendengar ledakan keras yang mengagetkan dan memaksa mereka keluar dari rumah.
“Ini sangat mengkhawatirkan. Kami tidak tahu pasti apakah ini pipa gas atau bukan, sebab kami tidak mencium bau gas. Yang terdengar hanyalah suara ledakan keras; ternyata itu adalah serangan. Ada satu orang yang terkena dampaknya, bahkan kebunnya rusak, padahal itu hasil jerih payah bertahun-tahun. Banyak tanaman yang ikut terbakar,” ungkap warga melalui media sosial.
Ecopetrol mengonfirmasi bahwa serangan ini menargetkan pipa minyak mentah dari wilayah El Centro menuju kilang di Barrancabermeja, lapangan produksi La Cira Infantas. Tumpahan minyak mentah pun dilaporkan terjadi di lokasi ledakan. Pihak berwenang segera mengaktifkan rencana pengamanan dengan memeriksa dan menutup akses jalan di sekitar area, sementara pemadam kebakaran bekerja mengendalikan api.
Ecopetrol mengecam keras serangan ini karena meskipun tidak ada korban jiwa, insiden tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan karena tumpahan cairan yang tidak terkendali dan ketidakpastian bagi masyarakat sekitar area operasi Ecopetrol, dilansir dari media berita Kolombia El Tiempo dan Vanguardia.
“Tim tanggap darurat lingkungan saat ini berada di lokasi untuk menangani situasi. Aparat keamanan juga sedang melakukan investigasi di tempat kejadian untuk mencari tahu penyebab insiden ini,” demikian pernyataan Ecopetrol.
Catatan
Serangan terhadap infrastruktur minyak seperti yang terjadi di Ecopetrol di Kolombia bisa dikaitkan dengan peraturan di Indonesia melalui pengaturan tentang penanganan dan dampak tumpahan minyak, terutama pada wilayah laut atau sekitar pemukiman yang sensitif terhadap pencemaran lingkungan.
Di Indonesia, regulasi terkait tumpahan minyak diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 58 Tahun 2013, yang berfokus pada penanggulangan pencemaran di perairan dan pelabuhan. PM 58 menetapkan bahwa perusahaan bertanggung jawab penuh atas penanganan dan pembersihan tumpahan minyak serta berisiko menerima sanksi serius, seperti denda, pencabutan izin usaha, atau pembatasan kegiatan usaha bila terbukti lalai. Sanksi ini ditetapkan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan, melindungi kelestarian ekosistem perairan, dan menjaga kestabilan ekonomi masyarakat di sekitar.
Dalam kasus Kolombia, meski regulasinya berbeda, prinsip dasarnya sejalan dengan PM 58 di Indonesia, yaitu bahwa perusahaan yang mengalami insiden pencemaran diharapkan segera mengaktifkan protokol keamanan untuk mengendalikan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan, dan ini menjadi tanggung jawab perusahaan untuk meredam dampak tumpahan dengan segera.
Kesimpulan dari berita ini menunjukkan bahwa insiden ledakan dan tumpahan minyak di jalur pipa Ecopetrol, Kolombia, memberikan dampak serius bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, serta memerlukan respons cepat dan profesional. Ini menjadi contoh nyata mengapa pentingnya kesiapan menghadapi tumpahan minyak, terutama di daerah yang berisiko tinggi. Peran perusahaan swasta seperti Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia sangat krusial dalam mengantisipasi insiden serupa dengan pengalaman dan pelatihan profesional yang terakreditasi secara internasional.
Sebagai perusahaan yang memiliki keahlian di bidang penanganan tumpahan minyak, OSCT Indonesia dapat menjadi mitra strategis dalam penanggulangan polusi minyak dan bahan kimia di laut, seperti pada peristiwa tumpahan minyak Balikpapan 2018. Pelatihan-pelatihan yang disediakan OSCT Indonesia, seperti IMO Level 1, 2, dan 3, menjadi kunci dalam meningkatkan keterampilan personel untuk menghadapi tumpahan minyak. Dengan kemampuan ini, OSCT Indonesia dapat membantu perusahaan minyak mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan sosial yang lebih besar, memastikan bahwa langkah-langkah kontinjensi dipahami dan dijalankan dengan baik oleh berbagai pihak yang terlibat.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang lebih besar, penting bagi pemerintah, perusahaan, dan komunitas untuk bekerja sama dalam menghadapi tumpahan minyak. OSCT Indonesia, dengan peralatan dan tim profesionalnya, dapat memberikan dukungan besar bagi perusahaan di Indonesia yang membutuhkan penanganan tumpahan minyak secara cepat dan efektif. Selain itu, perusahaan-perusahaan di industri minyak sebaiknya terus memperbarui dan melatih tim mereka melalui program pelatihan profesional seperti yang disediakan OSCT Indonesia, guna menjaga kesiapsiagaan dalam menghadapi insiden serupa dan memastikan perlindungan yang optimal terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait