Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Portonews.com – PT PLN (Persero) menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam sebuah kolaborasi yang berbeda dari biasanya. Bukan terkait perbankan, kali ini kedua institusi ini bekerja sama dalam pemanfaatan limbah operasional BI sebagai bahan baku co-firing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok di Kupang. Kerja sama ini menjadi langkah awal untuk mendukung program transisi energi dan pengurangan emisi karbon nasional.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Pelaksanaan Pilot Project antara PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT dan Kantor Perwakilan BI Provinsi NTT. Penandatanganan tersebut dilaksanakan di PLTU Bolok, Kupang, pada Kamis (29/8). Dengan adanya kolaborasi ini, limbah operasional BI yang sebelumnya hanya dibuang ke tempat pembuangan akhir kini dapat diolah menjadi bahan campuran pengganti batubara.
General Manager PLN UIW NTT, Ajrun Karim, menjelaskan bahwa penggunaan co-firing untuk PLTU adalah bagian dari strategi PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan. “Hingga Juli 2024, PLN NTT telah berhasil mencampurkan 2.872,07 ton biomassa yang setara dengan 1,43 persen dalam bauran energi dan berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 3.331 ton,” ungkap Ajrun.
BI Siap Memasok Biomassa Hingga Juli 2025
Kupang – Dalam kolaborasi ini, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, menjelaskan bahwa sinergi antara BI dan PLN adalah upaya bersama untuk menekan emisi karbon. Bank Indonesia berkomitmen untuk memasok kebutuhan biomassa bagi PLN hingga Juli 2025 mendatang.
“Kerja sama ini kita laksanakan untuk bagaimana memanfaatkan limbah operasional menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat. Daripada dibuang begitu saja, maka kita sudah menemukan suatu bentuk baru bagaimana pemanfaatan limbah operasional ini menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Agus.
Kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam mengatasi permasalahan limbah sekaligus mendukung program transisi energi yang ramah lingkungan. Limbah yang sebelumnya tidak dimanfaatkan kini dapat berperan dalam menurunkan emisi karbon.
PLN Terus Berinovasi Menuju Net Zero Emission
Kupang – Sebelumnya, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa PLN terus berinovasi dan berkolaborasi dalam mencapai target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Program co-firing dengan BI ini tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga menjadi solusi dalam pengolahan limbah.
“Inovasi terus kami lakukan sebagai langkah menuju target net zero emission pada tahun 2060. Selain mengurangi emisi karbon, program Waste to Energy ini hadir menjadi solusi dalam pengolahan limbah menjadi lebih bermanfaat,” ujar Darmawan.
Melalui kerja sama dengan Bank Indonesia ini, PLN menunjukkan komitmen untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dan menciptakan solusi inovatif dalam pengelolaan limbah. Ini adalah bagian dari upaya jangka panjang PLN dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Catatan
Kolaborasi antara PT PLN (Persero) dan Bank Indonesia (BI) dalam pemanfaatan limbah operasional BI sebagai bahan baku co-firing untuk PLTU Bolok di Kupang, NTT, adalah langkah inovatif dan konkret dalam mendukung program transisi energi dan pengurangan emisi karbon nasional. Dengan mengolah limbah yang sebelumnya hanya dibuang, program ini mampu meningkatkan bauran energi terbarukan dan menurunkan emisi CO2. Kerja sama ini juga sejalan dengan upaya mencapai target net zero emission pada tahun 2060, sekaligus menjadi solusi efektif dalam pengelolaan limbah menjadi sumber energi yang bermanfaat.
Perluasan Program: Program co-firing yang memanfaatkan limbah operasional seperti ini sebaiknya diperluas ke wilayah lain dan melibatkan lebih banyak instansi atau perusahaan. Dengan begitu, pemanfaatan limbah menjadi energi terbarukan dapat lebih optimal dan memberikan dampak yang lebih luas bagi lingkungan.
Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan instansi terkait mengenai manfaat dan potensi dari pemanfaatan limbah sebagai sumber energi. Peningkatan kesadaran ini dapat mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam program serupa.
Pemantauan dan Evaluasi: PLN dan BI perlu melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap implementasi program ini. Tujuannya adalah memastikan bahwa program co-firing ini berjalan sesuai rencana dan memberikan manfaat yang optimal, baik dari segi penurunan emisi karbon maupun pemanfaatan limbah.
Inovasi Berkelanjutan: Inovasi dalam pengelolaan limbah menjadi energi terbarukan harus terus dikembangkan. Hal ini penting agar program seperti ini tidak hanya berfokus pada pemanfaatan limbah operasional, tetapi juga dapat diterapkan pada jenis limbah lainnya yang berpotensi menjadi sumber energi.