Jakarta, Portonews.com – PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), perusahaan hasil kolaborasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK), kini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU Tanjung Lalang) yang memiliki kapasitas 2×660 MW. Pembangkit listrik ini menggunakan teknologi superkritikal untuk mengoptimalkan efisiensi energi dan mengurangi emisi.
Wakil Direktur Utama HBAP, Dody Arsadian, menjelaskan bahwa teknologi superkritikal memungkinkan pemanasan uap pada suhu dan tekanan yang sangat tinggi, sehingga uap selalu berada dalam kondisi superkritikal. “Dengan kondisi ini, tidak ada fase perubahan yang jelas antara air dan uap, karena pemanasan dan penguapan berlangsung terus-menerus,” ujar Dody dalam pernyataan tertulisnya dari Jakarta, Selasa (12/11).
Penggunaan teknologi superkritikal ini memungkinkan konsumsi batu bara lebih efisien, menghasilkan energi lebih banyak dengan bahan bakar yang lebih sedikit, dan tentunya menekan emisi, menjadikannya lebih ramah lingkungan dibandingkan teknologi konvensional.
Dody menambahkan bahwa penerapan teknologi ini sesuai dengan visi jangka panjang HBAP sebagai penyedia energi listrik yang handal dan berkelanjutan. Dengan kehadiran PLTU Tanjung Lalang, diharapkan kebutuhan energi pada sistem kelistrikan Sumatera dapat terpenuhi lebih baik, sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
PLTU Tanjung Lalang juga dilengkapi dengan electrostatic precipitator (ESP), yang berfungsi menangkap partikel sisa pembakaran menggunakan prinsip elektrostatis, serta teknologi flue gas desulphurization (FGD), yang menurunkan kadar sulfur dioksida (SO2) pada gas buang melalui reaksi kimia dengan kapur basah (CaCO3). Fitur ini memastikan emisi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Selain itu, residu pembakaran batu bara, berupa fly ash dan bottom ash (FABA), telah dikembangkan pemanfaatannya untuk mendukung ekonomi sirkular dan keberlanjutan. Saat ini, FABA dari PLTU Tanjung Lalang digunakan sebagai bahan baku semen, dan dalam tahap pengembangan untuk aplikasi lain seperti material bangunan, pengelolaan air asam tambang, media tanam, dan lainnya.