Jakarta, Portonews.com – Sektor mineral dan batu bara (minerba) memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia pada 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini mencatatkan kontribusi sebesar Rp 2.198 triliun atau 10,5 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai Rp 20.892 triliun.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Tri Winarno, dalam sambutannya pada acara Minerba Expo 2024 yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, pada Senin (25/11/2024), mengungkapkan bahwa kontribusi sektor ini sangat penting dan harus terus ditingkatkan. “Subsektor pertambangan dan penggalian berkontribusi sebesar Rp 2.198 triliun atau 10,5% dari total PDB di Indonesia. Nilai ini sangat signifikan dan harus kita pertahankan bahkan ditingkatkan,” ujar Tri, seperti dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM pada Rabu (27/11/2024).
Pemerintah Indonesia, melalui program prioritas yang dikenal dengan Asta Cita, terus mendorong sektor pertambangan sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat ketahanan nasional, mencakup ketahanan pangan, ketahanan energi, serta kelanjutan program hilirisasi untuk pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan guna kesejahteraan masyarakat. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 2025-2029 ditetapkan sebesar 8%.
Meskipun sektor minerba menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, Tri mengingatkan bahwa sektor ini memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan bijaksana. Ia menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. “Pengelolaan mineral dan batu bara harus benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi bangsa Indonesia,” tegasnya.
Selain itu, Tri juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pelestarian lingkungan. Menurutnya, isu lingkungan kini menjadi perhatian utama di tingkat global, sehingga pelaku usaha sektor minerba dituntut untuk mengadopsi prinsip pembangunan berkelanjutan. “Isu global terkait pertambangan saat ini menuntut kita untuk tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga memperhatikan people dan planet,” ungkapnya.
Untuk memastikan sektor minerba dapat terus memberikan manfaat tanpa menimbulkan dampak negatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya melakukan perbaikan dalam tata kelola. “Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara bersama Kementerian ESDM akan terus melakukan continuous improvement, termasuk dalam tata kelola pengelolaan mineral dan batu bara. Hal ini untuk menjamin keberlanjutan dan manfaat yang lebih besar bagi bangsa,” ujarnya.
Meskipun kontribusi sektor minerba terhadap PDB Indonesia cukup besar, Tri mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin berat, terutama dengan sorotan global terkait isu lingkungan dan transisi energi. Ia menegaskan bahwa sektor minerba harus mampu beradaptasi dengan standar internasional yang lebih ketat, terutama terkait keberlanjutan, agar tetap dapat memberikan manfaat optimal bagi Indonesia.