Jakarta, Portonews.com – Proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II, yang mencakup ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur sepanjang 245 kilometer, resmi dimulai setelah pengelasan perdana. Acara ini disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang menekankan pentingnya proyek ini tidak hanya sebagai infrastruktur, tetapi juga sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.
Dalam pengantarannya, Bahlil menjelaskan bahwa pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek Cisem Tahap II mencapai angka 100%. “Nah ini Alhamdulillah. Tadi saya tanya Perusahaan yang mengerjakan, semua pipanya dalam negeri ya, jangan pakai luar negeri kalau dalam negeri ada. Jadi kita berikan applause kepada pengusahanya karena pipanya semua TKDN 100%,” ujarnya di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, pada Senin (30/9).
Proyek ini, yang bernilai Rp2,7 triliun dan berasal dari APBN, awalnya disepakati untuk menggunakan komponen lokal minimal 60%. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat dan nilai tambah bagi pertumbuhan industri dalam negeri. Dengan menekankan produk lokal, proyek ini membuka peluang bagi pelaku industri untuk berkontribusi secara langsung, meningkatkan kapasitas produksi, dan merangsang inovasi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Dadan Kusdiana, Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, menambahkan bahwa proyek ini memiliki implikasi jangka panjang bagi ketahanan energi nasional. Menurutnya, proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 dan perubahan terbaru dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020. “Salah satu manfaat utama dari proyek ini adalah menyediakan harga gas bumi yang semakin terjangkau secara berkelanjutan, baik untuk sektor komersial dan industri, dan kita akan perluas nanti juga untuk rumah tangga,” ungkapnya.
Dadan juga menyebutkan bahwa proyek Cisem akan menjadi infrastruktur penting bagi pelaku usaha kecil dan menengah, serta industri besar di sepanjang jalur pipa. “Kami juga memikirkan secara jangka panjang, tentunya ini juga akan membantu penyediaan pupuk, misalkan pabrik Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat,” tambahnya.
Pemerintah menargetkan proyek Cisem Tahap II selesai dalam waktu 18 bulan, dengan rencana penyelesaian pada kuartal pertama tahun 2026. Proyek ini akan melengkapi Cisem Tahap I yang sepanjang 60 km, yang sudah beroperasi untuk memasok kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Kendal per 17 November 2023, serta Kawasan Industri Batang per 27 Juli 2024.
Selain itu, Kementerian ESDM juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera utara. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas domestik, menghubungkan Jawa Timur hingga Sumatera. Diperkirakan ada penambahan 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) di Cisem dan 600 ribu SR di Dumai-Sei Mangke. Langkah ini diproyeksikan dapat mengurangi subsidi LPG 3 kg sebesar Rp630 miliar per tahun, serta menghemat devisa impor LPG hingga Rp1,08 triliun per tahun.
Dengan demikian, proyek Cisem Tahap II tidak hanya menjadi langkah signifikan dalam penguatan infrastruktur energi nasional, tetapi juga menjanjikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.