Jakarta, Portonews.com – Dalam lima tahun terakhir, iklim investasi di sektor eksplorasi minyak dan gas (migas) Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan berkat dukungan Pemerintah, terutama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menegaskan bahwa “kegiatan eksplorasi ini benar-benar mendapatkan dukungan Pemerintah,” yang tercermin dalam banyaknya penemuan migas baru, termasuk penemuan besar seperti Geng North dan Layaran-1. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong penemuan migas guna mencapai target jangka pendek dan jangka panjang.
Namun, penemuan migas yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dwi mengungkapkan, “di saat ada potensi cadangan yang tidak dikembangkan, artinya ada proyek negara yang tersandera.” SKK Migas kini tengah mengevaluasi sejumlah ladang yang tidak aktif, termasuk stranded POD dan undeveloped discoveries.
Sesuai dengan Kepmen No. 110/2024, Dwi menjelaskan, lapangan yang tidak dikembangkan selama lebih dari tiga tahun atau stranded POD selama lebih dari dua tahun akan dikenakan tindakan. “Januari 2025 nanti akan ada rekomendasi SKK Migas yang mencakup empat opsi,” tegasnya, yang meliputi pelaksanaan proyek secara mandiri, kerjasama dengan badan usaha lain, penunjukan KSO, atau pengembalian ke negara.
Dalam acara Indonesia Exploration Forum (IEF) yang berlangsung di The Westin Hotel, Surabaya pada 14-15 Oktober 2024, Dwi menyampaikan harapannya bahwa forum ini dapat menjadi platform bagi para pemimpin industri untuk berkolaborasi dan berinovasi. Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, menekankan bahwa forum ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan industri migas yang semakin kompleks, seperti dilansir laman resmi SKK Migas.
Menteri ESDM yang diwakili oleh Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana, juga memberikan sambutan di acara tersebut. Ia menyatakan, “ditengah meningkatnya permintaan dan transisi energi, Indonesia harus mampu menjawab tantangan untuk memperkuat ketahanan energinya.” Dadan berharap forum ini dapat menjadi sarana kolaborasi untuk meningkatkan penemuan migas secara berkelanjutan.
Dadan menambahkan, “konsumsi minyak terus meningkat sedangkan tren produksi minyak belum bisa naik,” yang menjadi tantangan bagi industri hulu migas. Ia mengingatkan pesan Presiden bahwa produksi minyak harus meningkat tanpa alasan yang menghalangi. Saat ini, fokus pemerintah berada di wilayah timur Indonesia, termasuk Buton, Timor, Seram, Aru, dan Papua, dengan 34 joint study eksplorasi yang menunjukkan potensi migas yang besar.
Dwi Soetjipto juga merinci berbagai aktivitas eksplorasi yang telah dilakukan, termasuk pengeboran 130 sumur dan survei seismik yang mencakup ribuan kilometer. “Ini adalah bukti kegiatan eksplorasi migas yang masif untuk menemukan cadangan baru,” ujarnya.
Dengan lebih dari 60 blok migas yang direncanakan untuk ditawarkan dalam lima tahun ke depan, IEF menjadi momentum penting dalam merumuskan strategi dan langkah konkret untuk memastikan ketahanan energi Indonesia menuju cita-cita Indonesia Maju 2045.