Dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu, Bahlil mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah membentuk tim khusus yang bertugas menyusun formula penyaluran subsidi energi. Tim ini dipimpin oleh Kementerian ESDM dan sudah melakukan dua kali rapat koordinasi.
Bahlil menjelaskan bahwa tim tersebut sudah merumuskan tiga opsi yang bisa dipertimbangkan. Opsi pertama adalah mengubah semua subsidi BBM menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
“Namun, opsi ini akan membuat rumah sakit, sekolah, gereja, masjid, UMKM, dan transportasi umum yang selama ini menerima subsidi tidak lagi menerima subsidi,” ujar Bahlil.
Opsi kedua adalah tetap memberikan subsidi BBM dalam bentuk barang untuk semua jenis transportasi dan fasilitas umum. Tujuannya adalah untuk menekan kenaikan inflasi. Sementara itu, sebagian besar subsidi yang seharusnya untuk masyarakat akan dialihkan ke dalam bentuk BLT.
Alternatif opsi ketiga yang dipertimbangkan adalah menaikkan harga BBM bersubsidi.
“Namun, hari ini saya belum bisa menjelaskan secara detail karena masih dalam pembahasan,” kata Bahlil.
Menteri ESDM menegaskan bahwa ketiga opsi tersebut masih dalam proses diskusi dan belum ada keputusan akhir. Sebelum dibawa ke DPR RI, pemerintah akan terlebih dahulu melaporkan hasil kajian ini kepada presiden.
Sementara itu, untuk subsidi LPG, Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk tetap memberikan subsidi dalam bentuk barang. Keputusan ini diambil setelah mendengar berbagai masukan, terutama dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dilansir dari laman ANTARA, Rabu (13/11/2024).