Manado, Portonews.com – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) secara aktif menjalin relasi yang berkelanjutan dengan pemangku kepentingan strategis, terutama para investor. Melalui Pertamina Investor Day 2024 dengan tema “Optimizing Sustainable Growth,” PGE menunjukkan keunggulan dalam inisiatif keberlanjutan dalam operasi bisnisnya yang membuat Perusahaan berpotensi menjadi motor penggerak transformasi Pertamina Group menuju keberlanjutan.
Pertamina Investor Day merupakan ajang interaksi antara investor dan Pertamina Group melalui beberapa agenda, seperti earning calls, forum dialog, dan kunjungan ke beberapa area operasi Pertamina, salah satunya ke PGE Area Lahendong.
Dalam agenda kunjungan delegasi peserta Pertamina Investor Day di PGE Area Lahendong yang disertai acara dialog keberlanjutan, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan Perseroan dalam memajukan ekosistem kebijakan yang ramah terhadap energi baru dan terbarukan, terutama geothermal.
“Geothermal adalah masa depan, tidak hanya bagi Pertamina Group, tetapi juga bagi Indonesia. Kita perlu untuk unlock potensi sumber daya yang melimpah tersebut. Mari bersama-sama memajukan iklim kebijakan investasi ke arah yang lebih baik, yaitu menuju transisi ke energi bersih. Apresiasi sebesar-besarnya bagi PGE Area Lahendong yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang, yang tidak hanya baik untuk lingkungan dan masyarakat, tetapi juga menjadi kesempatan investasi yang baik,” tutur Emma Sri Martini pada saat diskusi membuka agenda site visit di Four Points Hotel, Manado (21/6).
Pada hari kedua (22/6), delegasi mengunjungi area Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Lahendong yang memiliki kapasitas produksi hingga 120 MW dari 6 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang berkontribusi hingga 30% pada kebutuhan listrik Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo).
Setelah itu, delegasi berkesempatan mengunjungi Lao-Lao Geothermal Park yang merupakan kolam pemandian air panas pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi panas bumi secara langsung (direct use).
Ini menunjukkan bahwa geothermal tidak hanya memiliki potensi besar sebagai tulang punggung energi hijau dalam transisi energi nasional, tapi juga dapat menjadi pendorong industri pariwisata (beyond electricity).
PGE Area Lahendong juga merencanakan pengembangan bisnis melalui berbagai inisiatif sumber pendapatan baru, seperti penambahan unit yang diproyeksikan menambah kapasitas hingga 150 MW di tahun 2026 dan 200 MW di tahun 2029, serta skema bisnis baru melalui kemitraan strategis.
Lebih lanjut, beberapa inisiatif, yaitu process heat & geo-agribusiness, Lao-Lao Geothermal Park, dan green hydrogen, akan berkontribusi sebagai sumber pendapatan baru Perusahaan.
Lebih jauh, PGE mengembangkan Green Ecosystem dalam mendukung tujuan-tujuan ESG melalui berbagai program CSR, seperti program Mapalus Tumompaso di PGE Area Lahendong. Penerapan Green Ecosystem sendiri berhasil mereduksi limbah hingga 16,3 ton per tahun dan menurunkan emisi hingga 4.654,7 ton CO2 per tahun. Komitmen ESG melalui berbagai inisiatif PGE Area Lahendong dibuktikan dengan raihan PROPER Emas pada tahun 2023.
Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio menegaskan bahwa berbagai inisiatif PGE dalam menegakkan aspek ESG merupakan langkah proaktif Perusahaan dalam mengoptimalkan sumber energi baru dan terbarukan, menurunkan emisi, dan menerapkan praktik operasi yang bertanggungjawab.
“Sektor energi terbarukan, terutama geothermal, merupakan kesempatan investasi yang potensial untuk masa depan yang lebih hijau. PGE tidak hanya mendukung aspirasi nol emisi nasional, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menjaga lingkungan secara positif dan berkelanjutan,” kata Yurizki Rio.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina mendukung penuh berbagai program berkelanjutan yang dijalankan subholding dan anak perusahaan.
“Dengan dukungan stakeholder Pertamina komitmen menjalankan bisnis berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional,” ujar Fadjar.