Jakarta, Portonews.com : Program Makan Bergizi Gratis merupakan program unggulan presiden terpilih yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting, meningkatkan gizi dan nutrisi, meningkatkan prestasi akademis, dan mengentaskan kemiskinan ekstrem. Bicara tentang makan bergizi gratis, yang harus dipikirkan bukan hanya bahan baku makanan dan menu makanan yang akan disajikan. Pelaksana program makan bergizi gratis harus bisa memikirkan ketersediaan energi untuk memasak. Terkait energi untuk makan bergizi gratis, Yofani Yuki memiliki solusi yaitu penggunaan tungku biomassa. Tungku biomassa ini dapat menggunakan bahan baku potongan kayu kecil atau cangkang kemiri yang berlimpah di sebagian besar wilayah Flores, khususnya Kabupaten Sikka. Tungku biomassa ini sangat minim asap, hemat bahan baku biomassa, dan dapat digunakan memasak dalam waktu lebih dari tiga jam. Yuki, yang merupakan tokoh perempuan di wilayah Flores dan Kabupaten Sikka, mengatakan bahwa masyarakat di Kabupaten Sikka pada khususnya dan wilayah Flores pada umumnya, masih bergantung pada minyak tanah dan kayu bakar. Bahan bakar gas tidak populer di tengah masyarakat.
Selain kendala distribusi bahan bakar gas, khususnya gas 3kg, masyarakat masih memegang prinsip budaya leluhur di mana warna api itu adalah merah. Merahnya api merupakan simbol kehangatan dan kekeluargaan. Di sisi lain, harga minyak tanah dalam setahun terakhir mencapai Rp10.000 per liter. Di sejumlah desa di Flores, distribusi minyak tanah juga masih mengalami kendala sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Masalah memasak dengan kayu bakar adalah asap dan juga kebutuhan kayu bakar yang cukup banyak untuk satu kali memasak.
Secara esensi, Yuki meyakini bahwa niat baiknya untuk menghadirkan tungku biomassa dan bahan baku biomassa dalam program makan bergizi gratis akan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Tungku biomassa dan bahan baku biomassa akan berdampak pada SDG nomor 2 (menghapus kelaparan). Jika pengelola program makan bergizi gratis di Kabupaten Sikka bisa memasak dengan biaya yang terjangkau, maka biaya yang biasanya digunakan untuk membeli energi (bahan bakar gas, kayu bakar, atau minyak tanah) dapat dialihkan untuk membeli lauk-pauk. Penerima manfaat makan bergizi gratis dapat merasakan makanan yang tidak hanya bergizi tapi juga lezat. Dengan asupan gizi yang baik, hal ini akan berdampak pada SDG nomor 3 (kesehatan yang baik). Dua poin ini sangat fundamental untuk bisa mencapai SDG nomor 5 tentang kesetaraan, khususnya kesetaraan gender. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak bisa mendapatkan makanan dan gizi yang layak. Selain itu, dengan asupan nutrisi yang baik, maka SDGs nomor 1 (pemberantasan kemiskinan), 8 (kerja layak dan pertumbuhan ekonomi), dan 10 (pengurangan kesenjangan) bisa diwujudkan.
Jika ekosistem penyediaan hingga pemanfaatan energi berbasis biomassa dan kompor biomassa ini dapat dibangun di Kabupaten Sikka, Yuki yakin akan tercipta efek multiplikasi yang menyasar pada ketersediaan lapangan kerja baru. Hal ini bisa dimulai dari penyediaan bahan baku biomassa, khususnya cangkang kemiri, transporter, hingga para pembuat kompor biomassa. Belum lagi, ketersediaan energi yang murah akan membentuk ekosistem di kalangan rumah tangga, penjual sayur dan lauk-pauk, hingga petani, peternak, dan nelayan.
Terkait dengan tungku biomassa untuk mendukung program makan bergizi gratis di Kabupaten Sikka, praktisi energi Riki Ibrahim mengatakan bahwa keberlimpahan material biomassa menjadi kunci kemandirian energi. Dengan sumber daya alam yang berlimpah, termasuk ikan-ikan segar, Riki meyakini bahwa program makan bergizi gratis dapat berjalan sukses dan bisa menjadi percontohan bagi penerapan program yang sama di daerah lain di Indonesia. Arief Noerhidayat, selaku pimpinan perusahaan rintisan comestoarra.com, juga mendukung pernyataan Riki. Menurut Arief, tungku biomassa dan bahan baku biomassa untuk memasak sudah cukup populer bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Flores. Pernyataan ini didasari pada kesuksesan implementasi tungku biomassa di wilayah Flores, di antaranya di Kabupaten Ende pada tahun 2022 dan Kabupaten Ngada pada tahun 2023. Arief menyatakan bahwa dukungan Yuki sangat membantu perusahaan rintisan comestoarra dalam mengembangkan tungku biomassa. Arief juga meyakini bahwa niat baik dari Yuki untuk menghadirkan tungku biomassa dan bahan bakar berbasis biomassa untuk mendukung program makan bergizi gratis adalah ide yang sangat brilian.