Bali, Portonews.com – PT Pertamina Patra Niaga berhasil mencatat pencapaian baru dengan memperluas distribusi Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke jaringan internasional. Virgin Australia Airlines menjadi maskapai internasional pertama yang menggunakan layanan SAF dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai. Momen bersejarah ini ditandai dengan seremoni “First International Uplift” pada perhelatan Bali International Airshow di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/9).
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, menyatakan kebanggaannya atas langkah ini. “Momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional. SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet,” ujarnya.
Penggunaan SAF pada Bali International Airshow
Bandara Ngurah Rai menjadi saksi penyaluran sekitar 160 kiloliter SAF kepada pesawat Boeing 737 milik Virgin Australia selama dua hari penerbangan dalam gelaran Bali International Airshow, pada 18 hingga 19 September 2024. Virgin Australia melayani rute penerbangan dari Denpasar ke beberapa kota besar di Australia, termasuk Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast.
SAF yang disalurkan di AFT Ngurah Rai dikelola menggunakan metode chain of custody tipe mass balance. Dengan metode ini, avtur konvensional berbahan bakar fosil dicampurkan dengan bahan bakar terbarukan (SAF) dalam tangki yang sama karena memiliki spesifikasi teknis yang serupa. Meskipun dicampur, pencatatan dan pembukuan avtur dan SAF dilakukan secara terpisah, memastikan transparansi dan keandalan dalam pelaporan penggunaan bahan bakar.
Standar Internasional dan Keberlanjutan
Maya Kusmaya menambahkan bahwa SAF yang disalurkan sudah mengacu pada framework sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU). “SAF juga telah memenuhi standar internasional yang diatur oleh American Society of Testing and Materials (ASTM) dan terjamin aman. Karena sudah termasuk sebagai Corsia Eligible Fuel (CEF) yang dapat diklaim kepada International Civil Aviation Organization (ICAO),” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager Sustainability Virgin Australia, Fiona Walmsley, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama dengan Indonesia. “Dengan bergandengan tangan, Indonesia dan Australia berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan yang inovatif. Kolaborasi ini menunjukkan tekad untuk membangun masa depan sektor aviasi yang lebih berkelanjutan dan bersih,” kata Fiona.
Langkah Awal Menuju Net Zero Emission
Bandara Ngurah Rai menjadi pionir dalam penggunaan SAF, membuka jalan bagi penerbangan internasional yang lebih ramah lingkungan. Kerja sama antara Pertamina Patra Niaga dan Virgin Australia ini merupakan langkah awal dalam upaya kedua negara untuk mewujudkan target Net Zero Emission. Dengan penggunaan SAF, sektor penerbangan dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon, tanpa harus melakukan perubahan besar pada infrastruktur yang sudah ada.
Momen bersejarah ini diharapkan menjadi contoh bagi maskapai dan bandara lainnya untuk mengikuti jejak yang sama dalam penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, masa depan sektor aviasi yang lebih bersih dan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.
Pertamina Patra Niaga Siap Memperluas Distribusi SAF
Bandara Ngurah Rai bukanlah akhir dari upaya Pertamina Patra Niaga dalam mendistribusikan SAF. Maya Kusmaya menegaskan bahwa perusahaan akan terus berupaya memperluas jaringan distribusi SAF ke berbagai bandara, baik di dalam maupun luar negeri. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung industri penerbangan dalam upaya mengurangi jejak karbon melalui penggunaan SAF. Ke depannya, kami berharap lebih banyak maskapai yang dapat memanfaatkan bahan bakar ramah lingkungan ini,” tambah Maya.
Penerapan metode chain of custody tipe mass balance dalam penyaluran SAF di Bandara Ngurah Rai juga menunjukkan bahwa infrastruktur yang ada dapat digunakan secara optimal tanpa perlu perubahan besar. Hal ini menjadi nilai tambah bagi industri penerbangan yang ingin beralih ke bahan bakar yang lebih berkelanjutan tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi.
Kolaborasi Indonesia dan Australia untuk Aviasi Berkelanjutan
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi saksi kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam menciptakan aviasi yang berkelanjutan. Fiona Walmsley dari Virgin Australia menegaskan pentingnya kerja sama ini dalam mencapai target pengurangan emisi global. “Kolaborasi ini tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga bagi dunia. Kami berharap kerja sama ini menjadi inspirasi bagi industri penerbangan di negara lain untuk mengambil langkah serupa,” katanya.
Kolaborasi antara Pertamina Patra Niaga dan Virgin Australia menunjukkan bagaimana dua negara dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, yaitu mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan. Penggunaan SAF menjadi langkah nyata dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Masa Depan Aviasi yang Lebih Bersih
Bandara Ngurah Rai menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan kolaborasi dapat membawa perubahan positif dalam industri penerbangan. Dengan pengenalan SAF sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, diharapkan semakin banyak maskapai yang beralih ke solusi ini. SAF menawarkan banyak keuntungan, termasuk pengurangan emisi karbon dan adaptasi yang mudah ke infrastruktur yang sudah ada, menjadikannya pilihan yang ideal untuk masa depan aviasi yang lebih bersih.
Pertamina Patra Niaga dan Virgin Australia telah membuka jalan menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat memicu perubahan global, dengan semakin banyak negara dan maskapai yang mengadopsi bahan bakar ramah lingkungan ini. Kolaborasi dan komitmen seperti ini sangat penting untuk memastikan bahwa sektor penerbangan terus berkembang dengan cara yang tidak merusak lingkungan.
Dengan upaya berkelanjutan dalam penggunaan SAF, masa depan aviasi yang lebih bersih dan berkelanjutan menjadi semakin mungkin diwujudkan.