Jakarta, Portonews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Sumitomo Heavy Industries Limited menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di Gedung BJ Habibie, menandai awal kerja sama yang signifikan dalam upaya transisi energi di Indonesia. Penandatanganan ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dan teknologi berbasis biomassa, sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam mendukung upaya pemerintah. “Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ito-san dari Sumitomo Heavy Industries, serta tim Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN yang dipimpin oleh Bapak Hendrian dan Bapak Mulyadi Sinung beserta tim, atas kesempatan besar ini untuk menjalin kerja sama strategis,” ujar Cuk.
Kerja sama ini didasarkan pada potensi biomassa Indonesia, yang merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Cuk menambahkan bahwa salah satu solusi yang diusulkan adalah pemanfaatan produk kelapa sawit untuk memperpanjang umur operasional PLTU batubara, dengan mengombinasikan penggunaan batubara dan biomassa. “Kita tahu Sumitomo Heavy Industries adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dan kami sangat mengapresiasi kesempatan untuk berkolaborasi dalam mengembangkan konversi bahan bakar dari PLTU batubara ke biomassa. Ini adalah langkah konkret yang mendukung target emisi nol persen Indonesia,” tambahnya.
Latar belakang kolaborasi ini dimulai dari diskusi pada 3 Juli 2024 antara BRIN dan Sumitomo Heavy Industries Indonesia. Proses itu berlanjut dengan pembahasan desain teknis pada 24 Juli, dan diskusi lebih lanjut pada 30 Juli, yang akhirnya mengarah pada penandatanganan MoU ini.
General Manager Business Development and Promotion Department Energy and Lifetime Segment Sumitomo Heavy Industries, Kazuyoshi Ito, mengungkapkan rasa senangnya atas kerja sama ini. Dalam sambutannya, Ito mengenang kunjungannya ke Indonesia lebih dari 15 tahun lalu, yang menjadi titik awal kolaborasi. “Saya pernah mengunjungi Indonesia lebih dari 15 tahun yang lalu. Saat itu, kami mulai memanfaatkan batu bara berkualitas rendah, baik di Jepang maupun di Indonesia. Dari sinilah kolaborasi awal kami dengan BRIN dimulai,” ungkapnya.
Ito menegaskan bahwa kolaborasi ini penting untuk menjembatani riset dan penerapan teknologi di industri. “Kami sangat senang memulai hari ini dengan pembahasan lebih lanjut mengenai teknologi kami, dan kami berharap pengalaman kami dapat berkontribusi pada semua pihak yang berinovasi,” tutupnya.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian, menambahkan bahwa fokus utama dari kolaborasi ini adalah konversi bahan bakar, termasuk basis co-firing yang memanfaatkan biomassa Indonesia. “Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat membangun basis riset dan pengembangan bersama yang terbuka antara BRIN dan Sumitomo,” kata Hendrian.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya terbatas pada satu topik, tetapi akan berkembang ke berbagai area riset dan inovasi yang relevan dengan transisi energi. Mulyadi Sinung Harjono, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, juga menekankan harapannya agar kolaborasi ini menghasilkan solusi konkret bagi industri Indonesia.
Dengan langkah ini, BRIN dan Sumitomo Heavy Industries berkomitmen untuk mendukung transisi energi yang berkelanjutan, memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia, dan membawa inovasi ke tingkat industri. Penandatanganan MoU ini menjadi tonggak penting bagi kedua belah pihak dalam memperkuat kerja sama riset dan inovasi di berbagai sektor strategis.