Jakarta, Portonews.com – Presiden Prabowo Subianto bersama Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengadakan pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa (5/11) untuk membahas strategi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV.
“Fokusnya adalah mengamankan pertumbuhan di kuartal IV. Karena angka kuartal III sudah diumumkan, sedikit di bawah 5 persen. Jadi, bagaimana kita bisa mengambil langkah-langkah agar pertumbuhan bisa dijaga di kuartal IV ini,” kata Wakil Ketua DEN, Mari Elka Pangestu.
Dalam pertemuan tersebut, Mari Elka menjelaskan bahwa pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi, terutama terkait cara mempertahankan daya beli masyarakat kelas menengah, yang mengalami penurunan dan memengaruhi konsumsi di kuartal III.
“Konsumsi hanya tumbuh 4,9 persen, yang cukup rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, bahkan terendah dalam 13 tahun terakhir. Jadi, menjaga daya beli ini adalah salah satu rekomendasi utama kami,” ujarnya.
Selain itu, DEN juga merekomendasikan pemerintah untuk memaksimalkan belanja negara sebagai upaya merangsang pertumbuhan. “Ke depan, dalam jangka pendek dan menengah, kami juga mengusulkan untuk terus meningkatkan iklim investasi. Investasi sangat penting agar kita bisa mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi,” tambah Mari Elka, yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden di bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral.
Mari Elka juga menyampaikan bahwa DEN akan mencari opsi program stimulus untuk membantu masyarakat, seperti bantuan langsung tunai (BLT) yang sebelumnya sudah dilakukan.
“Harga pangan masih relatif tinggi, dan inflasi bisa meningkat jika harga minyak dunia naik. Daya beli terlihat melemah, terutama di kelas menengah. Untuk kelas bawah, sudah ada bantuan sosial seperti BLT, tetapi kelas menengah juga perlu mendapat perhatian. Kami sedang membahas seperti apa program yang cocok untuk mereka,” jelasnya.
Terkait kemungkinan pengalihan subsidi menjadi BLT, Mari Elka menyebutkan bahwa opsi ini masih dalam tahap kajian. Tujuannya adalah memastikan bahwa subsidi benar-benar membantu masyarakat berpendapatan rendah dengan tepat.
“Intinya, bantuan yang berasal dari subsidi harus tepat sasaran untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Apakah itu melalui subsidi harga yang lebih rendah, pemberian bantuan langsung, atau kombinasi dari keduanya, masih perlu dikaji lebih lanjut,” tutupnya. – ANTARA