Jakarta, Portonews.com – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam memperkuat edukasi perlindungan konsumen.
Hal ini diwujudkan melalui Gerakan Bersama Edukasi Perlindungan Konsumen (GEBER PK), yang menggabungkan partisipasi BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), asosiasi, serta pelaku sektor keuangan.
“Kolaborasi dan sinergi adalah kunci dalam memberikan edukasi perlindungan konsumen,” ujar Doni saat peluncuran GEBER PK 2025 bertema Sinergi Memperkuat Keberdayaan Konsumen di Era Digital di Jakarta, Rabu (11/12).
GEBER PK hadir sebagai upaya kolektif untuk menggerakkan edukasi secara terpadu, baik dari segi waktu, tema, maupun saluran informasinya. Turut hadir dalam acara ini Anggota Dewan Komisioner OJK sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi.
Doni menegaskan bahwa GEBER PK 2025 berfokus pada tiga aspek: keselarasan tujuan, konten edukasi yang sesuai konteks, serta kerjasama yang erat di antara seluruh pihak terkait. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang layanan keuangan, masyarakat diharapkan semakin percaya terhadap sistem keuangan nasional.
Senada dengan Doni, Friderica Widyasari Dewi menegaskan bahwa perlindungan konsumen tidak dapat dilakukan secara terpisah oleh BI, OJK, atau Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN) semata. Diperlukan pendekatan menyeluruh dan berkesinambungan mulai dari tahap awal literasi hingga pengawasan dan penanganan pengaduan konsumen.
“Perlindungan konsumen adalah gerakan bersama yang dimulai sejak awal melalui edukasi literasi. Ini merupakan siklus berkelanjutan hingga penanganan pengaduan,” jelas Friderica.
Ia menekankan bahwa perlindungan konsumen tidak hanya berkaitan dengan penanganan pengaduan, tetapi juga pengawasan perilaku pelaku usaha jasa keuangan serta pencegahan aksi penipuan atau illegal scam. Keseluruhan upaya ini membentuk rangkaian yang saling berkaitan dan harus dilakukan bersama-sama.
Investor Muda Harus Pahami Risiko Investasi Saham
Dalam kesempatan yang sama, OJK mengingatkan agar investor muda atau masyarakat yang ingin berinvestasi di pasar saham benar-benar memahami produk yang dibeli dan risiko yang melekat.
“Perhatian Presiden Prabowo bagi investor, terutama yang ritel, adalah agar mereka tidak sekadar berjudi. Investor muda harus belajar dan mengerti produk yang dibeli, termasuk faktor fundamentalnya,” kata Friderica.
Dengan memahami manfaat dan risiko investasi di pasar saham, para investor dapat mengelola keuangan secara bijak dan berfokus pada jangka panjang.
Langkah ini sejalan dengan peringatan Presiden Prabowo Subianto yang menyarankan masyarakat ekonomi lemah untuk waspada terhadap investasi saham yang bisa menjadi ajang spekulasi dan rentan merugikan.
Presiden menekankan bahwa keuntungan cepat dan besar yang ditawarkan melalui investasi saham seringkali hanya menguntungkan pihak-pihak besar yang memiliki modal besar dan akses informasi lebih baik.
Oleh karena itu, literasi, edukasi, dan peningkatan pemahaman tentang risiko investasi menjadi sangat penting bagi investor muda dan ritel.