Jakarta, Portonews.com – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa kerja sama antara PT Antam Tbk dan PT Freeport Indonesia (PTFI) diperkirakan akan menghemat devisa negara hingga Rp200 triliun.
Selama ini, PT Antam bergantung pada impor bahan baku untuk produksi emas batangan, namun dengan adanya sinergi ini, proses tersebut dapat dialihkan ke dalam negeri, memberikan manfaat yang signifikan.
“Selama ini Antam membeli bahan baku emas dari luar negeri. Dengan adanya smelter Freeport yang mampu menghasilkan hingga 50 ton emas per tahun, Antam akan membeli 30 ton dari jumlah tersebut. Langkah ini akan menghemat devisa negara hingga Rp200 triliun—sebuah angka yang luar biasa besar,” ujar Erick saat acara Penandatanganan Perjanjian Jual Beli Logam Emas antara Antam dan PTFI di Jakarta, Kamis (7/11).
Erick juga menekankan bahwa kebijakan hilirisasi bukan lagi pilihan yang bisa ditolak, melainkan menjadi fondasi ekonomi nasional yang penting. Sinergi antara perusahaan BUMN ini diharapkan tidak hanya menghasilkan efisiensi, tetapi juga kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
Ia berharap kerja sama ini bisa diperluas, tidak hanya antara Antam dan PTFI, tetapi juga melibatkan bank-bank BUMN untuk menyediakan layanan tabungan emas. “Saya ingin sinergi ini juga melibatkan Pegadaian, BRI, BSI, agar kita bisa memiliki bullion bank untuk menyimpan emas, dan agar pasar logam mulia kita juga dapat berkembang secara mandiri,” tambah Erick.
Hendi Prio Santoso, Direktur Utama Mind ID, turut menyampaikan bahwa kolaborasi ini membuktikan manfaat besar dari hilirisasi, yang memungkinkan masyarakat Indonesia menikmati hasil sumber daya alam mereka sendiri. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi anak perusahaan Mind ID lainnya dalam membangun industri yang terintegrasi di dalam negeri.
“Kami terus mendorong kolaborasi antar anak perusahaan di bawah holding Mind ID. Model ini akan menjadi standar ke depan untuk siklus industri yang sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan oleh bangsa kita sendiri,” ujar Hendi.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bahwa Precious Metal Refinery (PMR) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, akan mulai memproduksi emas batangan sekitar 50-60 ton per tahun pada minggu kedua Desember 2024. Dari jumlah tersebut, Antam akan membeli 30 ton per tahun dengan kontrak selama lima tahun, senilai sekitar 12,5 miliar dolar AS atau Rp200 triliun.
“Antam akan mengambil sekitar 30 ton, tetapi jika Antam membutuhkan lebih dari itu, kami siap untuk menyediakan lebih dari 30 ton,” kata Tony.