Jakarta, Portonews.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan peran aktif Indonesia di kancah internasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kemitraan global.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah terus berupaya mengedepankan keadilan ekonomi dan sosial dengan menyeimbangkan kerja sama serta memperkuat politik luar negeri yang bebas, aktif, dan tidak memihak,” ujar Airlangga dalam sambutannya pada acara Gala Dinner bersama para duta besar negara sahabat yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Jakarta, Jumat (1/11) malam.
Airlangga menegaskan bahwa Indonesia terus melakukan diplomasi yang proaktif, koheren, dan berorientasi hasil untuk memperdalam integrasi ekonomi. Salah satunya melalui komitmen untuk mempercepat aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Selain itu, Indonesia juga berupaya untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) serta mengimplementasikan secara penuh Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF).
Meskipun pelaksanaan inisiatif-inisiatif tersebut menghadirkan tantangan, Indonesia telah meratifikasi pilar-pilar dalam IPEF.
Selain berbagai upaya kerja sama internasional tersebut, Airlangga juga menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) dan perjanjian perdagangan bebas lainnya.
Dia menambahkan, ke depan pemerintah akan secara aktif memperkuat kerja sama antarnegara dan membuka pasar baru, dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja seiring meningkatnya pasar tenaga kerja.
“Saya juga ingin menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri kita telah menghadiri pertemuan BRICS, dan Indonesia memberikan sinyal bahwa kita sedang dalam proses bergabung dengan BRICS,” jelasnya.
Dengan implementasi seluruh perjanjian yang tengah diproses, lanjut Airlangga, hal ini menunjukkan komitmen Indonesia bahwa kebijakan perekonomian akan bersifat terbuka dan non-blok.
“Kita bekerja sama dengan semua pihak demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” tegas Airlangga.
Dia mengungkapkan bahwa selama satu dekade terakhir, perekonomian nasional berhasil dipertahankan tumbuh solid di kisaran angka 5 persen, disertai tingkat inflasi yang terkendali.
Per Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 1,71 persen (year on year), angka yang masih berada dalam rentang terkendali yaitu 2,5±1 persen, sekaligus mengakhiri tren deflasi bulanan yang terjadi sebelumnya.
Meski berbagai indikator ekonomi menunjukkan hasil yang positif, tantangan global seperti fragmentasi dalam perdagangan internasional hingga ketegangan konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah masih perlu diantisipasi secara berkelanjutan.
Menghadapi tantangan yang semakin kompleks, pemerintah terus menyiapkan berbagai langkah untuk merespons kondisi global yang dinamis.
“Kami memperkirakan akan terjadi volatilitas harga, dan IMF melaporkan bahwa kerugian output global akibat fragmentasi perdagangan berkisar antara 0,2 persen hingga 7 persen dari PDB,” terang Airlangga.
Dia menambahkan, sebagai salah satu pemain global strategis yang tengah berkembang, Indonesia aktif memimpin dan berpartisipasi dalam inisiatif untuk memanfaatkan aset geopolitik dan geoekonomi guna mengejar peluang dan memitigasi risiko.