Jakarta,Portonews.com : PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) berupaya untuk mendapatkan kepemilikan mayoritas dalam kolaborasi pengembangan lapangan panas bumi di Kenya bersama Geothermal Development Company (GDC). PGEO dan GDC sedang dalam tahap awal penjajakan untuk mengembangkan lapangan panas bumi Suswa yang terletak di wilayah Narok, Kenya. Diperkirakan PGEO akan memerlukan investasi sekitar US$200 juta guna mengembangkan lapangan dengan potensi panas antara 100 hingga 300 megawatt (MW). Pada September 2023, kedua perusahaan ini telah menandatangani perjanjian kerahasiaan (non-disclosure agreement) terkait pengembangan lapangan Suswa. Perlu diketahui, GDC merupakan perusahaan pengembangan panas bumi yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Kenya. Julfi Hadi, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, menegaskan bahwa dalam pengembangan panas bumi, PGEO selalu mengutamakan untuk memperoleh kepemilikan mayoritas.
“PGEO selalu menargetkan mayoritas tunggal,” ungkap Julfi Hadi kepada Bisnis pada sela-sela acara Indonesia Africa-Forum (IAF) 2024, Selasa (3/9/2024). Namun, Julfi menambahkan bahwa aspek bisnis tersebut baru akan dibahas setelah PGEO menyelesaikan proses uji tuntas atau due diligence terhadap proyek ini.
“Pertama kita perlu mendiskusikan berbagai hal, termasuk membuat proyek komersial. Sebelum mencapai tahap komersial, kita perlu memastikan teknikalnya sudah benar-benar solid, setelah itu baru kita maju ke aspek komersial dan legal,” jelasnya. Julfi juga menyebutkan bahwa rencana kerja sama dengan GDC ini akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang akan dilakukan dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) di Jakarta pada 18 September mendatang. Setelah itu, PGEO akan mempercepat proses penyelesaian due diligence agar pengeboran proyek Suswa dapat dimulai pada akhir kuartal II/2025. “Suswa memiliki sumber daya hingga 300 MW, tapi kita akan mengerjakannya secara bertahap,” ujar Julfi.