Jakarta, Portonews.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengingatkan jajaran Direksi dan Komisaris baru PT Pertamina (Persero) untuk segera memperhatikan tiga aspek penting dalam pengelolaan migas. Aspek-aspek tersebut meliputi akselerasi eksplorasi migas, reaktivasi sumur-sumur tua yang saat ini tidak beroperasi (idle), serta upaya untuk meningkatkan lifting atau produksi migas domestik.
Bahlil menegaskan bahwa Pertamina memegang peranan strategis dalam sektor migas nasional, mengingat perusahaan ini menyumbang sekitar 65 persen dari total lifting migas yang ada di Indonesia.
“Saya sangat berkepentingan dengan Pertamina, karena 65 persen lifting migas kita itu ada di Pertamina. Secara teknis, mereka akan terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM. Kami perlu bergerak cepat dalam eksplorasi, meningkatkan lifting, dan menangani sumur-sumur yang tidak aktif,” ujar Bahlil di Jakarta, Senin.
Selain itu, Bahlil juga mengungkapkan rencananya untuk segera mengundang jajaran Direksi dan Komisaris baru Pertamina dalam minggu ini untuk membahas berbagai hal terkait optimalisasi produksi migas, penanganan sumur-sumur idle, penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), serta dorongan untuk mempercepat eksplorasi migas.
“Minggu ini, ya. Orang baru dilantik, pasti ada konsultasi,” jelas Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan perubahan susunan Direksi dan Komisaris PT Pertamina melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (4/11).
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), menjelaskan bahwa pengangkatan dan pemberhentian direksi serta komisaris BUMN, termasuk Pertamina, sepenuhnya menjadi wewenang Pemerintah yang diwakili oleh Menteri BUMN sebagai pemegang saham.
Fadjar menambahkan, keputusan RUPS tersebut tercatat dalam dua surat keputusan, SK-258/MBU/11/2024 dan SK-259/MBU/11/2024, yang mengatur pemberhentian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina. Berdasarkan keputusan tersebut, Mochamad Iriawan dilantik sebagai Komisaris Utama, Dony Oskaria sebagai Wakil Komisaris Utama, Raden Adjeng Sondaryani sebagai Komisaris Independen, dan Simon Aloysius Mantiri sebagai Direktur Utama Pertamina.