Jakarta, Portonews.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjalin kerja sama strategis dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guna mendukung kelancaran produksi migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Selain menyediakan informasi cuaca, kerja sama ini juga mencakup program peningkatan kompetensi melalui bimbingan teknis yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman cuaca bagi sumber daya manusia PHR.
Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan kelancaran operasional di WK Rokan, terutama dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh dinamika cuaca. BMKG akan memantau kondisi cuaca di sekitar 30 titik pantau di WK Rokan menggunakan radar dan analisis cuaca. Informasi cuaca yang dihimpun akan tercatat dengan interval satu jam, tiga jam, dan seterusnya, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi cuaca yang dapat memengaruhi kegiatan operasional.
Seperti yang disampaikan oleh Vice President OE/HES PHR, Tujuan Sanggam Silaen, saat ini PHR masih mengandalkan radar milik BMKG untuk memperoleh informasi cuaca. Namun, untuk tahun depan, PHR berencana untuk meningkatkan sistem informasi cuaca dengan pemasangan Automatic Weather Station (AWS) . Perangkat ini akan terhubung langsung dengan jaringan BMKG, yang diharapkan dapat meningkatkan akurasi prakiraan cuaca hingga lebih dari 95%.
“Kecepatan dan ketepatan informasi cuaca sangat penting dalam manajemen operasi di WK Rokan,” ujar Tujuan. “Bagi kami, kerjasama ini akan sangat membantu dalam mendukung kelancaran kegiatan operasional, terutama dalam memastikan keamanan dan efisiensi kegiatan pengeboran.”
Kerja sama antara PHR dan BMKG ini secara resmi dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani pada Senin, 4 November 2024. PKS ini mencakup kesepakatan untuk memberikan informasi rutin tentang prakiraan cuaca kepada PHR. Tujuan menambahkan bahwa informasi ini sangat berperan dalam pengelolaan kegiatan pengeboran sumur di lapangan. “Misalnya, saat dilakukan aktivitas pengeboran sumur di lapangan, maka rig bisa fokus melakukan drilling pada lokasi yang diprediksi tidak hujan. Kalaupun terjadi hujan di hampir seluruh lokasi, rig akan fokus pada lokasi dengan intensitas hujan rendah,” jelas Tujuan.
Selain itu, prediksi cuaca juga akan sangat membantu dalam memantau potensi banjir dan menyelaraskan dengan data pengukuran muka air sungai. Hal ini sangat penting agar pit air yang terproduksi bisa termonitor dengan baik dan tidak meluap saat hujan lebat tiba. Beberapa kegiatan produksi dan pergerakan rig di masa lalu sempat terhambat akibat hujan yang tidak terprediksi dengan baik.
“Jika persoalan ini bisa diatasi, maka jadwal kegiatan **Major Capital Project** atau proyek yang menjadi prioritas utama PHR akan selaras dengan informasi prakiraan cuaca yang diterima dari BMKG,” tambah Tujuan.
Bagi BMKG, kerja sama ini juga penting karena dinamika cuaca di area produksi migas membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan prakiraan cuaca yang lebih tepat serta peringatan dini yang akurat, yang pada gilirannya akan mendukung kelancaran aktivitas produksi di WK Rokan.
Dengan adanya peningkatan sistem informasi cuaca melalui kerja sama ini, PHR berharap dapat lebih optimal dalam mengelola operasi migas di WK Rokan, sekaligus memastikan keselamatan dan efisiensi produksi yang lebih baik di masa mendatang.