Jakarta, Portonews.com – Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa rencana penambahan saham 10 persen PT Freeport Indonesia (PTFI) masih dalam tahap pembahasan dan menunggu finalisasi rencana investasi dari pihak Freeport. Erick menyebut, perusahaan tambang tersebut sedang menyusun perencanaan investasi yang rinci sebelum kesepakatan saham tersebut bisa dilanjutkan.
“Masih dalam proses diskusi. Freeport sedang menyiapkan rencana investasi mereka, berapa besar nilainya,” ujar Erick di Jakarta, Kamis (7/11).
Menurut Erick, kehati-hatian dalam perhitungan rencana investasi adalah hal yang penting dan wajar dilakukan dalam proses bisnis sebesar ini. Ia menegaskan bahwa pembahasan mengenai divestasi saham ini akan terus berjalan hingga kedua belah pihak mencapai titik temu.
“Nanti kalau sudah ada nilai total investasi, kita akan duduk bersama lagi. Ini proses yang normal, tidak ada yang alot, karena proyeksi investasi harus dihitung dengan teliti,” tambahnya.
Sebagai perwakilan pemerintah, Kementerian BUMN berkomitmen memastikan proses ini berjalan lancar, terutama mengingat bahwa PTFI adalah bagian dari Mind ID, holding BUMN pertambangan. Erick berharap pembahasan ini bisa segera rampung agar rencana penambahan saham dapat segera terlaksana.
“Tergantung nanti dari hasil finalisasi angkanya, tapi kami harap bisa cepat,” ujar Erick.
Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyatakan bahwa tambahan saham 10 persen dari PTFI tersebut berpotensi diperoleh Indonesia dengan biaya yang sangat minimal, bahkan mungkin secara cuma-cuma.
“Dulu pernah saya bilang, harganya bisa sekecil mungkin, bahkan ada kemungkinan gratis,” ujar Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/10).
Bahlil menjelaskan bahwa kemungkinan tersebut merupakan hasil dari upaya lobi yang dilakukan pihak pemerintah. Saat ini, Mind ID sudah memegang 51 persen saham PTFI, dan tambahan 10 persen tersebut diharapkan dapat menjadi bagian dari syarat perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) bagi Freeport di Indonesia.