Jakarta, Portonews.com – Dalam upaya mengatasi permasalahan serius pencemaran sungai, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) telah menjalin kerja sama strategis.
Kolaborasi ini difokuskan pada kajian Teknologi Produksi Kapal Sungai Pengangkut Timbulan Sampah yang menggunakan Material High-Density Polyethylene (HDPE). Penandatanganan naskah kerja sama oleh Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika, Widjo Kongko, dan Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono, berlangsung di Ruang Sidang 1 Gedung Direktorat PPNS pada Jumat (22/12) lalu.
Sungai, sebagai sumber air minum bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sering kali menjadi tempat akumulasi limbah domestik dan industri. Dalam kerja sama ini, BRIN, PRTH, dan PPNS berkomitmen untuk merancang solusi inovatif menggunakan kapal sungai berbahan HDPE untuk mengurangi timbulan sampah di sungai-sungai. Hal ini diharapkan dapat memitigasi dampak buruk pencemaran sungai terhadap kualitas air minum yang digunakan oleh PDAM, seperti dikutip dari laman resmi BRIN.
Rachmad Tri Soelistijono, Direktur PPNS, menyambut baik kerja sama ini sebagai kontribusi penting PPNS dalam riset yang mendukung prioritas nasional, khususnya terkait kebersihan air sungai dan peningkatan ketahanan lingkungan. “Kami berharap bahwa kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada tahap desain dan produksi, tetapi dapat berlanjut ke kerja sama lebih lanjut untuk manfaat bersama,” ungkapnya.
Kapal Sungai Pengangkut Timbulan Sampah ini akan menjadi solusi yang inovatif dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan HDPE sebagai bahan utama lambung kapal, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kapal ini juga dilengkapi dengan sistim pengangkat (konveyor) dan alat pencacah yang beroperasi di perairan dangkal, memungkinkan pengangkutan sampah dengan efisien.
Widjo Kongko, Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika, menjelaskan bahwa riset ini mendukung program prioritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dengan fokus pada membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan iklim. “Kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan sumber daya dan fasilitas yang kita miliki untuk menghasilkan output yang bermanfaat bagi berbagai pihak,” kata Kongko.
Selain itu, Kapal Sungai Pengangkut Timbulan Sampah ini akan memiliki kapasitas bak penampungan sampah yang lebih besar dan teknologi penanganan sampah yang lebih canggih dibandingkan kapal sampah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya saat ini. Meitha Soetardjo, Ketua Periset dalam kajian ini, menjelaskan bahwa sasaran utama kajian adalah menghasilkan desain kapal sungai yang dapat beroperasi di perairan dangkal, sistim pengangkat (konveyor) dan alat pencacah sampah, serta memahami karakteristik pengelasan material HDPE.
Riset ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan kapal sungai yang tidak hanya efisien dalam penanganan sampah, tetapi juga memiliki dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk terus mengembangkan solusi inovatif guna menjaga keberlanjutan lingkungan dan memenuhi kebutuhan air bersih di Surabaya.