Jakarta, Portonews.com – Peneliti Ahli Utama dari Pusat Riset Material Maju, Evvy Kartini, menekankan pentingnya produksi baterai sebagai kunci untuk mencapai Net Zero Emisi (NZE) dengan memanfaatkan energi terbarukan dan teknologi kendaraan listrik. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Forum Presentasi Ilmiah Riset dan Inovasi ORNAMAT #32 beberapa waktu lalu.
Dalam presentasinya berjudul “Future Projection of Battery Electric Vehicles (BEV) Technology in Indonesia based on Local Mineral Resources”, Evvy Kartini mengungkapkan potensi Indonesia dalam menghasilkan sumber daya mineral yang kaya. Hal ini menjadi landasan bagi Indonesia untuk berperan dalam produksi baterai masa depan. “Nikel, mangan, kobalt, semuanya terdapat di Indonesia. Ini bukan hanya tentang nikel, tetapi juga tentang sumber daya mineral lainnya,” ujar Evvy, yang juga merupakan Pendiri National Battery Research Institute (NBRI).
Profesor Riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengungkapkan manfaat besar dari peralihan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik (electric vehicle/EV), tidak hanya dalam hal lingkungan tetapi juga ekonomi. Dalam studi yang melibatkan pengemudi ojek online di Tangerang Selatan, Evvy memaparkan bagaimana kendaraan listrik dapat mengurangi biaya bahan bakar dan memberikan dampak positif pada perekonomian.
Bersama timnya dari Kelompok Riset Baterai Pusat Riset Material Maju, Evvy Kartini juga melakukan studi potensi baterai bertukar (SWAP) melalui program NEDO Batch 1. Studi ini melibatkan analisis model bisnis dan regulasi di pasar Indonesia, serta peluang riset untuk mengembangkan baterai SWAP dengan sistem tunggal.
Dalam rangka mengurangi dampak emisi karbon terhadap pemanasan global, Indonesia telah menerapkan akselerasi kendaraan berbasis baterai melalui Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2019. Proyeksi pada tahun 2030 menunjukkan bahwa sekitar empat belas juta kendaraan bermotor roda dua dan empat juta kendaraan bermotor roda empat akan mengadopsi teknologi baterai.
Ahmad Ridwan Tresna Nugraha, Kepala Pusat Riset Fisika Kuantum BRIN, juga berbicara dalam acara tersebut. Dia menegaskan bahwa webinar dengan fokus pada konversi energi adalah langkah nyata untuk memperkuat lingkungan riset, berbagi pengetahuan, dan mendorong kerja sama, terutama dalam bidang nanoteknologi dan material.
Ridwan menyatakan bahwa penelitian tentang penggunaan mineral lokal Indonesia dalam teknologi baterai akan mendukung perkembangan mobil listrik dan baterai. “Melalui penelitian ini, kami berharap dapat memperluas pemahaman tentang teknologi baterai dan berpotensi memicu kolaborasi dengan kelompok riset lain, serta mempromosikan penelitian-penelitian di berbagai bidang,” ungkapnya.
Acara ini mencerminkan upaya nyata dalam memajukan industri baterai yang berkelanjutan di Indonesia, menjadikan produksi baterai sebagai elemen penting dalam mencapai tujuan NZE, sambil memanfaatkan potensi sumber daya mineral lokal yang melimpah