Jakarta, Portonews.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak Proyek Hot Backup Satellite (HBS) lebih awal. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya untuk merelokasi anggaran dan meningkatkan akses serta konektivitas digital nasional.
Menurut Ketua Satuan Tugas BAKTI Kominfo, Sarwoto Atmosutarno, pengakhiran lebih awal ini telah disetujui berdasarkan pertimbangan aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1, yang telah sukses diluncurkan. Keputusan ini diumumkan setelah rapat koordinasi rutin Satgas BAKTI Kominfo di Jakarta Selatan pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Sarwoto Atmosutarno menjelaskan bahwa keputusan pengakhiran kontrak HBS juga merupakan langkah yang didasari oleh upaya Manajemen BAKTI Kementerian Kominfo dalam mengurangi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi layanan publik. Selain itu, pengakhiran ini telah dikordinasikan dengan Konsorsium Nunsantara Jaya (KNJ).
“Satuan Tugas BAKTI Kominfo telah menerima dan memberikan rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo,” ungkapnya.
Penting untuk dicatat bahwa BAKTI Kementerian Kominfo telah memastikan bahwa tidak akan ada kerugian negara akibat pengakhiran kontrak HBS. Total nilai Proyek HBS adalah sebesar Rp. 5,2 triliun, dan pembayaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah senilai Rp3,5 triliun akan dikembalikan oleh KNJ.
Proyek HBS awalnya dirancang sebagai cadangan untuk SATRIA-1, satelit multifungsi Pemerintah Republik Indonesia. Namun, dengan peluncuran sukses SATRIA-1 pada 18 Juni 2023 dari Florida, BAKTI Kementerian Kominfo kini lebih fokus pada memaksimalkan pemanfaatan SATRIA-1.
“Hal ini ditujukan sebagai mitigasi atas risiko apabila terjadi gagal peluncuran dan sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Proyek SATRIA 1 beroperasi secara optimal,” ungkap Ketua Satgas BAKTI Kominfo.
Saat ini, SATRIA-1 sedang dalam perjalanan menuju orbit di 146 Bujur Timur dan dijadwalkan untuk beroperasi pada awal 2024. Oleh karena itu, BAKTI Kementerian Kominfo akan fokus pada memastikan bahwa SATRIA-1 berjalan dengan optimal.
“Kita harus fokus pada SATRIA-1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya. Kita akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment. Jangan sampai kita tidak fokus,” tegas Sarwoto Atmosutarno.
Satgas BAKTI Kominfo telah dibentuk untuk mempercepat penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi, termasuk penyediaan akses internet di wilayah 3T, pembangunan BTS, penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian SATRIA-1. Keputusan pengakhiran kontrak HBS merupakan langkah penting dalam memajukan konektivitas digital nasional.