Jakarta, Portonews.com – Kondisi Sungai Bekasi yang sekali lagi mengalami pencemaran pada hari Jumat, 11 Agustus 2023, memberikan dampak yang dirasakan oleh warga, khususnya pelanggan dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Patriot.
Berita yang diterima oleh tim redaksi bekasi Portonews.com mengindikasikan bahwa pencemaran di Sungai Bekasi sudah terjadi sejak Kamis, 10 Agustus 2023.
Rizky Sabillah, Asisten Manajer Humas dari Perumda Tirta Patriot, menjelaskan bahwa aktivitas produksi air baku terganggu akibat pencemaran yang terjadi di Sungai Bekasi.
“Kami bersama Pak Plt Wali Kota telah melakukan kunjungan lapangan ke Bendungan Nowo,” ungkap Rizky dalam wawancara telepon..
Akibat dari pencemaran ini, Rizky menjelaskan bahwa pasokan air bersih untuk pelanggan PDAM, bahkan yang tergolong kecil, mengalami gangguan hingga keadaan mati total. Hal ini terjadi karena Perumda Tirta Patriot terpaksa menghentikan produksi air baku.
Kemampuan untuk memproses air baku pun terhambat karena kondisi air tercemar, sehingga pengolahan air menjadi tidak mungkin.
Mengenai situasi di Sungai Bekasi, terlihat dengan jelas bahwa permukaan air ditutupi oleh busa. Selain itu, bau yang tidak enak juga menjadi ciri khas dari kondisi tersebut.
Sinyal Bau yang Tidak Sedap dan Busa yang Mengapung di Sungai Bekasi
Sungai Bekasi yang terletak di wilayah Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, kembali memberikan tanda-tanda bahwa pencemaran berasal dari limbah industri.
Reporter dari Portonews.com yang mendatangi lokasi pada pagi Jumat dapat mengamati bahwa Sungai Bekasi tampak berbusa dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Lapisan busa putih ini menutupi permukaan air yang seharusnya jernih.
Dampak dari pencemaran ini juga berdampak pada keadaan ikan yang hidup di Sungai Bekasi. Fenomena ini tidaklah baru, sebelumnya sudah beberapa kali terjadi.
Adanya busa dan bau yang tidak sedap diyakini berasal dari limbah yang dibuang oleh salah satu pabrik yang berada di sepanjang aliran Sungai Bekasi.
Erwin, seorang warga setempat yang usianya 48 tahun, memberikan pandangannya mengenai munculnya busa yang nyaris menutupi permukaan air kali. Menurutnya, gejala ini sudah mulai terlihat sejak pagi kemarin.
“Baru hari ini busa muncul, padahal cuaca di Bogor tidak menunjukkan hujan,” ungkap Erwin saat ditemui oleh wartawan di lokasi kejadian.
Meskipun dirinya sehari-hari mencari ikan di sungai tersebut, Erwin menyadari bahwa pencemaran sering kali terjadi saat banjir. Namun, kali ini terjadi saat air sudah surut.
“Mungkin ini terkait dengan limbah, karena bau airnya tidak sedap dan ada busa, seperti biasanya saat musim banjir,” tambah Erwin.
Walaupun kondisi Sungai Bekasi mengalami pencemaran, Erwin tetap melanjutkan aktivitas mencari ikan seperti biasa. Bagi Erwin, aktivitas ini penting untuk kelangsungan hidupnya. Namun, ia berharap bahwa pihak berwenang akan segera mengatasi masalah pencemaran ini.
“Diperlukan solusi yang benar-benar efektif untuk masyarakat yang bergantung pada Sungai Bekasi sebagai sumber penghidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Bantuan dari Caleg Partai PKB
Peristiwa langkanya air PAM yang terjadi di sebagian wilayah Bekasi ini, menjadi kesempatan baik salah satu Caleg Partai Kebangkitan Bangsa untuk berpartisipasi membantu meringankan masyarakat sekitar yang kesulitan mendapatkan air bersih. Tentu hal ini disambut baik oleh warga yang memang mengharapkan bantuan air bersih.
Menurut salah seorang warga RT.01 RW 18 bernama Ibu Vira, yang semula mengumpulkan air dari pompa mandiri ikut berpindah mengantri di depan mobil bantuan air bersih. wilayah jalan Piano Vila Mutiara Gading, kelangkaan air PAM ini berlangsung sudah hampir tiga hari, dan warga berbondong-bondong mencari sumber air bersih, seperti air isi ulang, pompa air mandiri hingga antri bantuan air bersih dari Caleg PKB Dhea Cade Galasatri.S.E. ujar ibu Vira.
Upaya Kelangsungan Hidup Masyarakat
Erwin, seorang warga yang mencari ikan di Kali Bekasi, dengan tegas menekankan perlunya solusi bagi mereka yang bergantung pada sungai tersebut untuk mencari nafkah. Dalam situasi di mana pencemaran Kali Bekasi mengganggu produksi air bersih, aktivitas mencari ikan menjadi terancam. Ini mencerminkan pentingnya perlindungan lingkungan bagi kelangsungan hidup masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.
Kesadaran Lingkungan
Pencemaran berulang di Kali Bekasi memberikan pelajaran tentang perlunya kesadaran dan tindakan yang lebih serius terhadap lingkungan. Kondisi ini mencerminkan kurangnya perhatian terhadap dampak jangka panjang dari aktivitas manusia terhadap ekosistem alam. Kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat lingkungan perlu ditanamkan dalam masyarakat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Perlunya Koordinasi
Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara berbagai pihak penting dalam menangani pencemaran dan dampaknya. Baik pemerintah, lembaga lingkungan, serta masyarakat harus berkoordinasi untuk mengidentifikasi sumber pencemaran, merumuskan solusi, dan melakukan tindakan konkret. Koordinasi ini adalah kunci dalam mengatasi masalah lingkungan yang kompleks.
Pentingnya Edukasi
Edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghindari pencemaran sangatlah krusial. Masyarakat harus diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak negatif dari perilaku yang merusak lingkungan, serta diberikan informasi tentang cara-cara menjaga kelestarian alam. Edukasi ini mampu mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat menuju lebih berkelanjutan.
Ketergantungan Air Bersih
Dalam kasus ini, pencemaran Kali Bekasi menjadi pengingat akan pentingnya pasokan air bersih yang tidak tercemar bagi masyarakat. Kondisi ini mengganggu pasokan air baku yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk konsumsi harian. Kejadian ini menjadikan masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan sumber air untuk kehidupan sehari-hari.
Perlunya Penegakan Hukum
Pencemaran lingkungan harus dihadapi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab. Peran aparat penegak hukum penting dalam mengawasi dan memberikan sanksi kepada perusahaan atau individu yang melakukan pencemaran. Ini bukan hanya untuk memberikan keadilan, tetapi juga sebagai deterren untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Peran Aktif Pemerintah
Kejadian ini mengingatkan pentingnya peran pemerintah dalam mengawasi dan menangani pencemaran lingkungan. Pemerintah perlu memperkuat peran dan kapasitas lembaga lingkungan untuk beroperasi secara efektif dan mengambil tindakan preventif. Selain itu, peran pemerintah dalam mendorong kebijakan perlindungan lingkungan juga menjadi faktor penting.
Harapan Akan Penyelesaian
Masyarakat berharap adanya tindakan konkret untuk menyelesaikan masalah pencemaran di Kali Bekasi. Harapan akan adanya langkah-langkah nyata yang diambil oleh berbagai pihak untuk membersihkan dan menjaga kebersihan sungai tersebut menjadi semakin besar. Masyarakat ingin melihat hasil nyata dari upaya penanganan pencemaran yang dilakukan.
Pentingnya Keberlanjutan
Keadaan Kali Bekasi yang tercemar menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang. Dampak negatif pencemaran akan terus terasa dalam jangka panjang jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mencegahnya. Keberlanjutan lingkungan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan.
Aksi Bersama
Dalam menghadapi pencemaran dan dampaknya, diperlukan tindakan kolektif dari seluruh komponen masyarakat. Baik individu, kelompok, lembaga pemerintah, dan sektor swasta perlu bersatu untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan. Kolaborasi ini menciptakan kesadaran tentang tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan.
Dorongan untuk Perubahan
Kejadian ini harus menjadi motivasi untuk mendorong perubahan positif dalam penanganan lingkungan. Daripada hanya menjadi pemicu keprihatinan, kondisi Kali Bekasi yang tercemar seharusnya mendorong perubahan perilaku dan kebijakan yang lebih berkelanjutan dalam mengelola sumber daya alam.
Mengawal Lingkungan Bersama
Masyarakat diimbau untuk bersama-sama mengawal dan menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan Kali Bekasi. Melalui partisipasi aktif dan peran dalam menjaga kebersihan sungai, masyarakat dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi yang akan datang.