Bogor, Portonews.com – Mengawali rangkaian penguatan kapasitas anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) pada program: Kota Kita Ramah Keluarga, Ketua Dewan Pengurus APEKSI yang juga Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyampaikan “Indonesia Emas 2045 hanya akan terjadi kalau kita mempunyai long term vision dan integrated approach tentang konsepsi keluarga, isu keluarga diharapkan menjadi isu utama dalam ikhtiar kita menuju kota serta warga kota yang sejahtera”
Program kolaborasi APEKSI dengan DEMI KITA, start up pertama di Indonesia yang fokus pada isu-isu strategis keluarga. Acara perdana dalam rangkaian kegiatan dari program percontohan ini berlangsung 24-25 Januari 2023 di Hotel Bigland, Bogor. Pelatihan juga dilengkapi dengan materi penting: Persiapan Calon Pengantin. Hadir dalam kegiatan ini 9 (sembilan) kota percontohan di Indonesia yaitu: Bogor, Metro, Tangerang Selatan, Pekalongan, Depok, Banjarmasin, Makassar, Ternate dan Palu.
Para ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), para istri Walikota dan Kepala-Kepala Dinas serta staf OPD terkait mengikuti pendampingan dan pelatihan gelombang ke-1 ini. Pada malam hari, selain pembicara kunci Bima Arya, Walikota Bogor yang memiliki misi Bogor sebagai Kota Ramah Keluarga. Lebih dari itu, Walikota Bogor yang juga Ketua APEKSI ini tidak meninggalkan tempat setelah penyampaian materinya. Bima terlihat mengikuti dengan serius seluruh rangkaian talkshow malam itu hingga acara berakhir.
Talkshow dengan pembahasan yang mengupas materi penting, disampaikan secara langsung oleh narasumber: drg. Kartini Rustandi, Mkes, Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia dari Kemenkes, Rohika Kurniadi Sari, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M. Sc., Dip.Com, Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, dan Dinar Pandan Sari, Direktur Utama Demi Kita.
Dinar menekankan, “Indikator strategis keberhasilan program pemerintah itu ujungnya adalah keluarga. Sebutlah contoh misalnya indikator kematian ibu karena melahirkan, indikator pernikahan dini, indikator ti ngkat perceraian, dan seterusnya. Tugas setiap penyelenggara program pembangunan adalah memastikan bahwa programnya bisa mempengaruhi indikator-indikator ini. Jadi setiap input yang masuk, keluar menjadi dampak yang bisa dirasakan manfaat oleh keluarga di Indonesia”, tegasnya.
Hal ini sangat relevan dengan misi APEKSI dalam menampung segala sengkarut dan persoalan anggotanya. Menurut Bima Arya, “APEKSI bukan hanya fokus pada state building, tapi juga nation building di tingkat kota”. Artinya, pembangunan kota harus visioner dan jauh untuk kemajuan masa depan, bukan hanya terbatas pada tata kelola pemerintahan di level kota, seperti pembangunan infrastruktur, smart cities, serta penguatan sistem dan reformasi birokrasi. APEKSI juga sangan concern dengan penguatan karakter kebangsaan di level kota dalam menuju kota inklusif disabilitas dan minoritas, kota tangguh bencana, kota yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, termasuk kota yang ramah keluarga.
“Bersama-sama kami dari Demi Kita dengan APEKSI ingin memastikan keberlanjutan serta inovasi yang terjadi dalam tiap pendekatan untuk mewujudkan Kota Kita Ramah Keluarga. Pada akhirnya kita semua harus bergerak sekarang. Masa depan Indonesia ditentukan oleh apa yang kita bangun kemarin dan hari ini” tutup Dinar Pandan Sari, MA, Direktur Utama Demi Kita.