Nigeria, Portonews.com – Desakan Masyarakat Peremabiri di Daerah Pemerintahan Lokal Southern Ijaw, Negara Bagian Bayelsa, mengecam tumpahan minyak yang menghancurkan hasil bumi mereka dan menuntut kompensasi. Insiden yang terjadi pada 3 Oktober 2023 ini merupakan tumpahan minyak bawah tanah yang mengalir dari fasilitas milik Shell Petroleum Development Company of Nigeria Ltd di sekitar Diebu Creek flow station. Air banjir telah membantu menyebarluaskan minyak mentah ke sungai dan rawa-rawa di sekitar ekosistem laut.
Beberapa lahan pertanian, termasuk pohon-pohon ekonomi, serta lingkungan laut, telah terdampak parah oleh kebocoran minyak ini yang diyakini oleh masyarakat setempat disebabkan oleh kegagalan peralatan. Terlihat pagar penghalang yang dipasang oleh SPDC untuk menahan penyebaran minyak mentah yang tercecer di lokasi tumpahan. Tim Joint Investigation Visit seharusnya datang pada hari Selasa dan kemudian pada hari Rabu, namun tidak ada yang terlihat.
Kehancuran Ladang dan Kebun
“Ketika saya datang ke ladang saya, saya melihat minyak mentah mengalir di air. Semua tanaman saya hancur, perangkap ikan saya dan ikan yang mereka tangkap telah tercemar oleh minyak mentah, tidak ada cara untuk memakan ikan-ikan tersebut,” keluh Nyonya Yenimi Timipre dalam wawancara dengan wartawan di lokasi tumpahan selama kunjungan lapangan oleh Environmental Rights Action/ Friends of the Earth Nigeria pada hari Rabu.
“Ini adalah pertanian dan perikanan yang saya gunakan untuk menghidupi keluarga saya. Saya memiliki 15 anak. Tumpahan minyak ini telah menghancurkan ladang singkong saya, perkebunan pisang, dan perangkap ikan. Saya memohon kepada Shell untuk membantu saya, mereka harus membayar kompensasi atas barang-barang yang dihancurkan oleh tumpahan ini,” ujarnya.
Keluhan Tidak Ditanggapi
Desakan Masyarakat Peremabiri karena pencemaran juga kerusakan yang ditumbulkan, Ketua Dewan Pengembangan Masyarakat Peremabiri, Basil Young, mengeluh bahwa mereka kekurangan fasilitas dasar meskipun SPDC telah mulai melakukan pengeboran minyak di lingkungan mereka sejak tahun 1957. Ia mendesak perusahaan untuk melakukan yang seharusnya.
Ketika dihubungi, Manajer Hubungan Media SPDC, Michael Adande, mengatakan bahwa ia sedang menyiapkan tanggapan atas pertanyaan wartawan mengenai tumpahan minyak di Peremabiri dan akan mengirimkannya melalui email mereka, namun hingga saat penulisan laporan ini, tanggapan tersebut belum diterima.
Masyarakat Peremabiri, Bayelsa menuntut kompensasi yang layak atas dampak kebocoran minyak yang merusak lingkungan dan sumber daya mereka. Mereka berharap agar Shell Petroleum Development Company of Nigeria Ltd segera bertindak untuk membersihkan dan mengganti kerugian yang telah terjadi. Permintaan kompensasi ini mencakup ganti rugi atas kerusakan lahan pertanian, perkebunan, serta jaringan perikanan yang terdampak oleh kebocoran minyak tersebut. Masyarakat Peremabiri berharap agar kebutuhan mereka segera dipenuhi demi pemulihan dan pemulihan lingkungan yang lebih baik.