Manila, Filipina, Portonews.com – Tumpahan minyak yang disebabkan oleh kapal tanker yang tenggelam di Oriental Mindoro dapat mempengaruhi 21 kawasan lindung laut, kata Departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam saat membentuk gugus tugas untuk mengatasi situasi tersebut.
Pihak berwenang bergegas menahan tumpahan minyak dari MT Princess Empress, yang tenggelam di lepas pantai Oriental Mindoro. Kapal itu membawa 800.000 liter bahan bakar industri.
Penjaga Pantai Filipina pada hari Kamis mengatakan bahwa minyak bahan bakar industri dari kargo kapal telah bocor ke laut setelah awalnya melaporkan bahwa tumpahan itu adalah bahan bakar diesel.
Pendukung lingkungan dan penduduk setempat khawatir tumpahan minyak dapat mengancam Verde Island Passage (VIP) yang sudah rapuh—dianggap oleh para ilmuwan sebagai pusat pusat keanekaragaman hayati laut di dunia—dan penghidupan orang-orang yang bergantung pada koridor laut. Oriental Mindoro adalah salah satu dari lima provinsi yang mengelilingi VIP.
Menurut laporan Biro Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DENR, tumpahan minyak yang membentang beberapa kilometer itu dapat berdampak pada 21 kawasan lindung yang dikelola secara lokal (LMMPA). Area risiko potensial termasuk padang lamun, hutan bakau, dan jalur penyebaran untuk pemijahan larva ikan telah dipetakan.
Penjaga Pantai Filipina—badan utama yang ditugaskan untuk melakukan operasi tanggap darurat di area yang terkena dampak—akan memasang spill boom untuk melindungi LMMPA.
Badan tersebut juga membentuk gugus tugas untuk mengatasi situasi tersebut dan melakukan pengambilan sampel air di kota Naujan, Pola, dan Pinamalayan.
Membersihkan
Dalam pesan video yang dikirimkan kepada wartawan, Sekretaris Lingkungan Toni Yulo-Loyzaga mengatakan tumpahan minyak telah mencapai pantai kota Pola, Pinamalayan, Gloria, dan Bongabong di Oriental Mindoro.
“Tumpahan tampaknya mengalir ke selatan menuju bagian selatan Oriental Mindoro,” kata Yulo-Loyzaga.
Dia menambahkan bahwa personel badan tersebut sekarang fokus pada pembersihan pantai karena kemungkinan kontaminasi dapat mempengaruhi kelangsungan ekosistem pesisir dan laut di daerah tersebut.
“Pada titik ini, yang penting adalah kita menentukan sejauh mana dan menahan penyebaran minyak tersebut, serta mempercepat pembersihan untuk mencegah dampak lebih lanjut terhadap keanekaragaman hayati pesisir dan laut serta penghidupan masyarakat pesisir,” ujarnya juga.
Gugus tugas, bekerja sama dengan PCG dan Angkatan Udara Filipina, akan melakukan pengawasan udara dalam beberapa hari mendatang untuk menilai situasi lebih lanjut.