Bangkok, Portonews.com – Tumpahan minyak menjadi ancaman serius di Thailand setelah kapal penyimpanan yang membawa 400.000 barel minyak mentah terancam bocor.
Pada awal minggu ini, The Benchamas 2 mengalami kerusakan pada segel selama perawatan, sehingga menyebabkan air laut masuk ke lambung kapal dan menyebabkan kematian satu awak kapal.
Juru bicara Angkatan Laut, Laksamana Muda Prokgrong Monthatphalin mengatakan bahwa beberapa lembaga sedang bekerja untuk mengeluarkan tubuh awak yang meninggal, memperbaiki kebocoran, dan mencegah tumpahan minyak. “Kondisi kapal aman dan kondisi cuaca tidak mengganggu operasi penyelamatan.
Namun, tidak ada listrik di ruang mesin… hal ini mempengaruhi penilaian situasi,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Usia Kapal
Kapal yang dioperasikan oleh unit Chevron (CVX.N) ini berusia 25 tahun dan memiliki kapasitas penyimpanan sebanyak 650.000 barel. Kapal ini beroperasi di lapangan Benchamas di Blok B8/32 di Teluk Thailand dan terletak sekitar 207 km (129 mil) dari Sattahip di provinsi Chon Buri, di mana Thailand memiliki pangkalan angkatan laut terbesarnya.
Chevron dalam sebuah pernyataan menyatakan kesedihannya atas kematian awak kapal, seorang kontraktor, dan mengatakan bahwa semua personil non-esensial sedang dikeluarkan dari kapal. “Keselamatan semua personil dan perlindungan lingkungan tetap menjadi prioritas utama kami. Kami telah melibatkan dan memberi tahu otoritas yang relevan dan bekerja dengan semua pemangku kepentingan,” kata perusahaan itu.
Pernah Terjadi Tumpahan Minyak
Sebelumnya, pada Januari 2022, terjadi tumpahan minyak dari sebuah pipa bawah laut yang dioperasikan oleh Star Petroleum Refining Pcl (SPRC.BK) di wilayah yang sama. Tumpahan minyak itu diperkirakan mencapai 50.000 liter (13.209 galon).
Kejadian itu terjadi hanya 20 km (12 mil) dari pantai provinsi Rayong dan mencapai pantai-pantai setempat.
Kesadaran akan bahaya lingkungan telah meningkat di Thailand setelah beberapa kejadian tumpahan minyak di wilayah itu selama beberapa tahun terakhir.
Pemerintah dan perusahaan minyak terus berupaya untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan lingkungan di sektor tersebut.
Belasungkawa dari Chevron
Dalam pernyataannya, Chevron menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya salah satu kru kapal dan menyatakan bahwa semua personil non-esensial sedang dipindahkan dari kapal tersebut.
“Keselamatan seluruh personil dan perlindungan lingkungan tetap menjadi prioritas utama kami. Kami telah terlibat dan memberitahu otoritas terkait dan sedang bekerja dengan semua pemangku kepentingan,” ujar Chevron dalam pernyataannya.
Bencana ini terjadi di wilayah Laut Thailand, di mana beberapa perusahaan minyak besar memiliki kegiatan eksplorasi dan produksi.
Pada Januari 2022, sebuah pipa bawah laut yang dioperasikan oleh Star Petroleum Refining Pcl (SPRC.BK) di wilayah yang sama bocor dan mengeluarkan sekitar 50.000 liter minyak.
Terjadi di Pangkalan Laut Terbesar
Bocornya kapal penyimpanan minyak ini terjadi di dekat provinsi Chon Buri yang merupakan lokasi pangkalan laut terbesar di Thailand. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran yang besar bagi warga setempat dan berbagai pihak terkait.
Kondisi cuaca yang cukup mendukung, serta kerja sama antar berbagai pihak diharapkan dapat membantu mempercepat penanganan bocornya kapal penyimpanan minyak ini.
Akan tetapi, pihak yang terkait dengan kasus ini harus tetap waspada dan siaga terhadap kemungkinan terjadinya tumpahan minyak yang dapat mengancam lingkungan hidup dan kesehatan manusia.