Bangka, Portonews.com – Sebuah tugboat yang sedang menarik tongkang bermuatan batu bara terbakar di Selat Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (3/7/2023). Asap hitam membubung ke udara saat tim evakuasi tiba di lokasi.
Asap Hitam Membubung di Selat Bangka
Tugboat dengan nama lambung Paiton berada sekitar 100 meter dari tongkang yang ditariknya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung, Mikron Antariksa, membenarkan kejadian tersebut. “Terbakar di Selat Bangka,” kata Mikron.
Upaya Evakuasi Dilakukan
Tim evakuasi telah berada di lokasi untuk upaya penyelamatan. Penyebab kebakaran masih belum diketahui. “Masih menunggu laporan kronologinya,” ujar Mikron.
Dokumentasi dan Kondisi Cuaca
Dalam dokumentasi yang diterima awak media, terlihat sejumlah awak tugboat turun menuju kapal evakuasi. Di belakang tugboat tampak sebuah tongkang yang penuh bermuatan batu bara. Kondisi cuaca saat itu sedikit berawan dengan ketinggian gelombang normal.
Dalam peristiwa terbakarnya tugboat penarik tongkang batu bara di Selat Bangka, telah dilakukan evakuasi seluruh anak buah kapal (ABK) yang selamat berkat bantuan nelayan di sekitar lokasi. Kepala Kantor KSOP Kelas II Palembang, Mayor Sandy Varikta, melalui Kepala Wilker Tanjung Api-Api, Rachmad Syahid, mengonfirmasi bahwa semua ABK dalam kondisi selamat setelah berhasil meninggalkan kapal dan diselamatkan oleh kapal nelayan. Peristiwa tersebut terjadi di perairan Ambang Luar Sungai Musi dengan koordinat 02009’680″ S / 1050 00 687″ E. “Saat ini kondisi crew ABK dalam keadaan selamat dan sudah meninggalkan kapal dan diselamatkan kapal nelayan di sekitar lokasi kejadian,” ujar Rachmad Syahid.
Menurut Rachmad, tugboat dengan nama lambung Paiton dipimpin oleh Tamrin dan membawa 10 orang, termasuk ABK, serta menggandeng tongkang berisi batu bara dari Palembang menuju Indramayu. Penyebab pasti kebakaran tersebut belum diketahui dan masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak terkait. Rachmad menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian, khususnya Ditpolairud Polda Sumsel, untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal ini.
Selama ini, upaya penyelamatan awak kapal, tugboat, dan tongkang masih menjadi fokus utama. Rencananya, tugboat dan tongkang akan ditarik ke tempat yang aman agar tidak mengganggu alur pelayaran yang ada.
Dengan demikian, kejadian terbakarnya tugboat penarik tongkang batu bara di Selat Bangka berhasil diatasi dengan evakuasi yang sukses dan fokus pada penyelamatan awak kapal serta penarikan kapal ke tempat yang aman.
Tunggu Informasi Lebih Lanjut
Informasi lebih lanjut tentang peristiwa ini masih ditunggu untuk mendapatkan laporan kronologis dan penyebab pasti terbakarnya tugboat tersebut.
Tugboat dengan nama lambung Paiton berada sekitar 100 meter dari tongkang yang ditariknya. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung, Mikron Antariksa. “Terbakar di Selat Bangka,” ujarnya saat dihubungi pada Senin.
Meskipun penyebab pasti kebakaran ini masih belum diketahui, tim evakuasi telah tiba di lokasi untuk melakukan penyelamatan. Mikron menjelaskan bahwa laporan kronologis sedang ditunggu untuk mengungkapkan lebih lanjut tentang insiden ini.
Dalam dokumentasi visual yang diterima oleh awak media, terlihat beberapa anggota kapal turun ke kapal evakuasi. Di belakang tugboat, terlihat jelas tongkang yang penuh dengan muatan batu bara. Cuaca saat itu agak berawan dengan tinggi gelombang yang normal.
Kebakaran ini menunjukkan risiko yang dihadapi oleh kapal-kapal yang beroperasi di perairan selat. Keberhasilan tim evakuasi dalam menyelamatkan awak kapal menunjukkan pentingnya upaya penanggulangan bencana di laut. Upaya penyelidikan akan dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kebakaran, minyak yang tertumpah di laut dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Catatan
Sebuah tugboat penarik tongkang batu bara terbakar di Selat Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Asap hitam membubung ke udara saat tim evakuasi tiba di lokasi. Upaya evakuasi dilakukan untuk menyelamatkan awak kapal. Penyebab kebakaran masih belum diketahui, dan informasi lebih lanjut tentang peristiwa ini masih ditunggu. Peristiwa ini menunjukkan risiko yang dihadapi oleh industri pengiriman batu bara dan perlunya tindakan pencegahan yang lebih baik untuk menghindari insiden serupa di masa depan.