Selatpanjang, Portonews.com – Sebuah upaya pencarian yang memakan waktu enam hari akhirnya membuahkan hasil ketika tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Rusli (47), seorang Anak Buah Kapal (ABK) TB Bina Sarana 82 yang menjadi korban kebakaran di Perairan Kabupaten Pelalawan. Penemuan jasad ini merupakan titik terang dari pencarian yang dilakukan di tengah tantangan cuaca buruk dan kondisi alam yang sulit.
Pencarian yang Tidak Mudah
Jasad Rusli ditemukan terlungkup di Tanjung Medan, Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, sekitar 13,30 NM dari Lokasi Kejadian Perkara (LKP). “Pencarian dilakukan secara intensif dengan menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas dan kapal-kapal lainnya,” ungkap Prima Herrie, Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti.
Pencarian terhambat oleh kondisi alam yang tidak bersahabat, dengan hujan badai dan gelombang tinggi yang mengganggu proses pencarian selama enam hari lamanya.
Kolaborasi Tim SAR dan Pihak Terlibat
Sejumlah pihak, termasuk KM Setia Maju, TB Marina Vista 1, BPBD Kepulauan Meranti, KSOP Selatpanjang, TNI AL Pos AL Selatpanjang, Pol Air Pelalawan, dan kapal nelayan, bergabung dalam upaya pencarian korban ini. Kolaborasi erat terjalin, terutama dari Kepulauan Meranti, yang memberikan respons cepat karena jarak yang lebih dekat dengan lokasi kejadian.
“Dengan penemuan korban, Ops SAR diusulkan untuk ditutup, dan kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Sinergi ini penting untuk dipertahankan,” tambahnya.
Kronologi Kebakaran Kapal
Kapal TB Bina Sarana 82 mengalami kebakaran di Perairan Pulau Rusah, Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, yang mengakibatkan satu ABK hilang pada Senin (11/12/2023). “Dugaan sementara, bocornya selang bahan bakar minyak menjadi penyebab kebakaran ini,” ungkap Kasat Polisi Air (Polair) Polres Pelalawan, AKP Ade Santoso.
Kapal yang dalam perjalanan Balik Papan-Futong ke Kabupaten Siak tiba-tiba terbakar saat selang bahan bakar minyak bocor dan menyebabkan percikan di mesin turbo. Evakuasi dilakukan dengan tujuh orang diselamatkan oleh kapal TB Marina Vista 1 dan tiga lainnya oleh KM Setia Maju.
Tim SAR dan sejumlah pihak terlibat dalam proses pencarian yang penuh tantangan ini, menunjukkan upaya kolaboratif dalam situasi sulit untuk menemukan korban dan memberikan bantuan sesegera mungkin kepada pihak yang terdampak.
Bekal ke Depan
Pelatihan dan Persiapan SAR yang Lebih Baik: Meningkatkan pelatihan dan persiapan tim SAR dalam menghadapi kondisi alam yang sulit, seperti cuaca buruk dan gelombang tinggi, agar dapat mengatasi tantangan dengan lebih efisien.
Peningkatan Kesadaran Keselamatan di Kapal: Menekankan pada penerapan protokol keselamatan yang ketat di kapal-kapal, termasuk pemeliharaan rutin, pemahaman terhadap prosedur evakuasi, dan pemeriksaan bahan bakar secara berkala guna mencegah kebakaran kapal.
Kolaborasi Lebih Lanjut antara Pihak Terlibat: Memperkuat kerja sama antara instansi SAR, kapal-kapal, otoritas maritim, dan komunitas nelayan untuk meningkatkan efektivitas dalam penanganan keadaan darurat seperti kebakaran kapal dan proses pencarian korban.
Catatan
Kejadian kebakaran kapal di Perairan Pelalawan yang menyebabkan hilangnya seorang ABK menyoroti pentingnya kesiapan dalam penanganan keadaan darurat di laut. Pencarian yang sulit akibat kondisi cuaca dan alam yang tidak bersahabat menegaskan perlunya persiapan yang lebih baik dalam menghadapi situasi darurat di laut. Kolaborasi yang efektif antara pihak terlibat dan respons cepat menjadi kunci dalam penemuan korban dan evakuasi. Dari kejadian ini, saran untuk peningkatan pelatihan, kesadaran keselamatan di kapal, dan kolaborasi yang lebih kuat menjadi langkah penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.