Siberia, Rusia, Portonews.com – Dua Kapal Tanker Tabrakan di Sungai Siberia itu salah satunya membawa bensin, bertabrakan di Sungai Lena di Wilayah Irkutsk, Siberia. Dikutip dari Interfax, Selasa (13/6), kapal tanker TR-901, yang sedang menjalani perbaikan di pelabuhan di Alekseevsk, bertabrakan dengan sebuah kapal tanker TR-900 Erofei Khabarovsk, yang membawa 832 ton bensin, pada Senin.
“Bensinnya bocor ke sungai,” juru bicara layanan darurat setempat mengatakan kepada kantor berita TASS.
Tautan Video Dua Kapal Tanker Tabrakan : https://t.me/holodmedia/10885
Tumpahan Bensin Mengancam Lingkungan
Akibat tabrakan tersebut, salah satu kontainer berisi ratusan ton bensin rusak. Bensin mulai tumpah ke sungai. Para kru berusaha memompanya ke dalam wadah yang tidak rusak.
Kapten Kapal Mabuk, Tidak Ada Korban Jiwa
Kepala daerah, Igor Kobzev, mengatakan tidak ada korban jiwa dan tabrakan itu disebabkan karena salah satu kapten kapal sedang mabuk.
Investigasi Dilakukan Terhadap Pelanggaran Keamanan dan Perlindungan Lingkungan
Departemen investigasi telah memulai pemeriksaan berdasarkan bukti-bukti di lokasi kejadian, tentang pelanggaran persyaratan di bidang keamanan transportasi dan pelanggaran aturan perlindungan lingkungan selama bekerja.
Tumpahan Bensin Mencemari Sungai Lena
Dua Kapal Tanker Tabrakan menyebabkan bensin tumpah ke sungai hanya beberapa menit setelahnya, lapisan bensin dengan ketebalan 10 mm terlihat mengapung di permukaan air. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS, tumpahan bensin sebanyak satu ton bisa menutupi area hingga 12 kilometer persegi.
Dampak Tumpahan Bensin Terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Tumpahan bensin berbahaya bagi ikan, burung, dan mamalia air. Lapisan tipis bensin dapat menghambat akses oksigen ke organisme, yang membuat mereka perlahan mati. Mengkonsumsi ikan yang terpapar bensin dapat menyebabkan infeksi usus akut pada manusia.
Ancaman Kecelakaan di Dekat Pemukiman
Jika kecelakaan terjadi di dekat kota atau pemukiman lain, maka efek toksiknya meningkat, karena bensin membentuk senyawa berbahaya dengan polutan lain yang berasal dari manusia.
Penanganan Tumpahan Minyak di Indonesia
Untuk mengurangi dampak polusi perairan laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak, diperlukan upaya pencegahan, respons cepat, dan perlindungan terhadap ekosistem laut. Pengelola kegiatan kepelabuhanan memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan laut dengan menyediakan peralatan, bahan, personel, dan prosedur penanggulangan pencemaran yang efektif.
Peraturan dan undang-undang di Indonesia telah menetapkan kewajiban pengelola kegiatan kepelabuhanan untuk menyediakan peralatan penanggulangan pencemaran/gulmar bagi setiap kapal, unit kegiatan lain, dan kegiatan kepelabuhanan. Hal ini diatur dalam Pasal 5, 7, dan 9 dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 58/2013, serta Pasal 21 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21/2010.
Dengan adanya peraturan tersebut, diharapkan pengelola kegiatan kepelabuhanan dapat melaksanakan tanggung jawab mereka dalam mengatasi potensi tumpahan minyak di perairan laut. Peralatan penanggulangan pencemaran seperti alat penyapu minyak, alat pemadam api, dan peralatan pengumpul minyak harus tersedia secara memadai.
Tidak hanya pengelola kegiatan kepelabuhanan, kolaborasi dan kesadaran yang kuat dari semua pihak terkait juga diperlukan. Melalui sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, operator kapal, dan masyarakat, dapat dilakukan tindakan preventif, pelatihan penanganan tumpahan minyak, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan laut.
Dengan demikian, diharapkan risiko polusi perairan laut dapat dikurangi, dan ekosistem yang penting bagi kelangsungan kehidupan laut dan kesejahteraan manusia dapat terlindungi.
Pembelajaran ke Depan
Kecelakaan tabrakan dua kapal tanker yang mengakibatkan tumpahan bensin di Sungai Lena, Siberia, menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan organisme hidup di sekitarnya. Tumpahan bensin dapat mencemari perairan dan mengancam kehidupan laut. Penanganan tumpahan minyak menjadi penting untuk mengurangi dampak polusi dan melindungi ekosistem laut.
Peningkatan kesadaran
Perlu adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan laut dan mencegah tumpahan minyak. Kampanye edukasi dan sosialisasi tentang bahaya polusi perairan laut harus dilakukan secara massif kepada masyarakat, operator kapal, dan pengelola kegiatan kepelabuhanan.
Respons cepat
Respons cepat terhadap tumpahan minyak sangat penting untuk meminimalkan dampaknya. Pengelola kegiatan kepelabuhanan harus memiliki peralatan, bahan, dan personel yang siap digunakan dalam penanggulangan pencemaran laut. Pelatihan dan latihan rutin dalam penanganan tumpahan minyak juga perlu dilakukan.
Kolaborasi dan koordinasi
Kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga terkait, operator kapal, dan masyarakat merupakan kunci dalam penanganan tumpahan minyak. Sinergi yang baik dapat memperkuat upaya pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pasca-tumpahan minyak.
Peraturan yang ketat
Penting untuk memiliki peraturan yang jelas dan ketat terkait penanganan tumpahan minyak. Pengelola kegiatan kepelabuhanan harus mematuhi peraturan yang mengharuskan mereka menyediakan peralatan penanggulangan pencemaran yang memadai.
Perlindungan ekosistem
Perlindungan terhadap ekosistem laut harus menjadi prioritas utama dalam penanganan tumpahan minyak. Upaya pemulihan ekosistem yang terkena dampak harus dilakukan secara cepat dan efektif.