Jatijajar, Portonews.com – Kuota mininal 30 persen tenaga kerja lokal warga warga Jatijajar Depok Jawa Barat bakal dipenuhi oleh pihak manajemen Gudang PT Lastana Express Indonesia (Lazada). Tidak hanya menyangkut tenaga kerja, sektor CSR (Corporate Social Responsibility) pun akan direalisasikan oleh salah satu raksasa e-commerce ternama dunia ini. Demikian kesepakatan dari hasil mediasi antara perwakilan warga Jatijajar Depok dengan manajemen Gudang Lazada di Cimanggis Depok.
“Pada tanggal 13 – 17 Februari 2023 Lazada akan mengundang warga Jatijajar Depok Jawa Barat untuk mendialogkan tuntutan ini secara lebih detil,” kata Indarto, juru runding sekaligus Ketua RW 03 Kelurahan Jatijajar Naterman, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat (Jabar).
Indarto menuturkan, Lazada akan mengundang tokoh-tokoh masyarakat untuk menentukan kesepakatan jumlah tenaga kerja dan implementasi CSR.
Dalam mediasi ini juga turut hadir Fatimah Said, Kapolsek Cimanggis, Depok dan anggota DPRD Depok, H. Rudi Kurniawan. Fatimah menyatakan aksi demonstrasi ini berjalan aman dan lancar. “Sekarang sedang dilakukan mediasi oleh perwakilan warga dan perwakilan Lazada,” katanya.
Sedang Rudi berharap momentum unjuk rasa ini dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan-perusahaan industri lain yang berada di wilayah Depok. “Perusahaan apa pun boleh beroperasi di daerah kami tapi jangan melupakan warga sekitar,” kata Rudi. Dengan ungkapan, lain perusahaan wajib merekrut warga sekitar untuk turut bekerja dalam perusahaan sehingga warga pun merasakan manfaat keberadaan perusahaan di daerah tempat tinggalnya.
Sebelumnya, Ketua RT 03 Sidodadi mengungkapkan bahwa demontrasi ini merupakan puncak dari beberapa kali pertemuan. “Tapi hasilnya deadlock tanpa ada kesepakatan,” kata Sidodadi. Terakhir pertemuan mediasi dilakukan di Lembur Kuring tetapi tanpa ada kesepakatan.
Aksi demontrasi ini juga disupport oleh aktivis Partai Buruh, Wido Praktikno. Dia mensupport demonstrasi warga Jatijajar ini. Sebab, mengabaikan hak warga sekitar untuk mendapatkan kerja dan CSR.
Wido juga menuturkan persoalan dunia industri yang berbuntut aksi demonstrasi warga juga sebagai imbas dari disahkannya Omnibuslaw UU Cipta Kerja, yang lebih berpihak pada pemodal ketimbang para buruh.
Lebih jauh Wido mengungkapkan, tidak hanya menyangkut tenaga kerja lokal, Lazada juga kerap abai terhadap K3. “Ada karyawan yang mengalami kecelakaan tetapi diabaikan perusahaan. Akhirnya, kami mengalokasi hingga perusahaan pun peduli,” lanjut Wido.
Sebagai informasi, ratusan warga membawa poster dalam aksi unjuk rasa di depan Gudang Lazada, Jatijajar, Depok, Jawa Barat, Senin (23/1/2023). Aksi warga tersebut menuntut pihak manajemen Gudang PT Lazada yang berkedudukan di wilayah Jatijajar terkait janji penyerapan tenaga kerja dari warga sekitar dan kontribusi perusahaan terhadap lingkungan (CSR).