Jakarta, Portonews.com – Pendekatan ketertiban tak selalu harus dengan penegakan hukum atau pemidanaan. Demikian diungkapkan oleh Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98 (Simpul Aktivis Angkatan 98).
“Mediasi dan dialog juga dipandang efektif dalam menjaga tertib masyarakat,” kata Hasanuddin pada Portonews, Sabtu (5/8/2023). Demikian halnya, terkait dengan kontroversi narasi “Bajingan yang tolol” yang disampaikan Rocky Gerung.
“Kita berharap persoalan ini tidak harus diselesaikan di ranah hukum. Sebab, Presiden Jokowi sendiri menilai kalau apa yang dilakukan Rocky Gerung bukan masalah yang besar; “itu hal-hal kecilah. Saya kerja saja,” tandas Hasanuddin, mengutip pernyataan Presiden.
Apalagi, tambah Hasanuddin, Rocky Gerung telah menyampaikan maafnya atas perselisihan tersebut. “Saya minta maaf terhadap keadaan hari ini, yang menyebutkan perselisihan itu berlanjut tanpa arah,” kata Hasanuddin, mengutip pernyataan Rocky.
SIAGA 98 berharap, imbuh Hasanuddin, Polri dapat memfasilitasi perselisihan yang antara Rocky Gerung dan Para Pendukung Presiden Jokowi dalam bentuk dialog dan perdamaian.
“Dialog dalam menyelesaikan perselisihan ini lebih substantif menciptakan ketertiban daripada harus dibawa ke ranah hukum sebab dialog dan perdamaian adalah rajanya hukum, diatas hukum apapun,” tegasnya. Polri dapat menjalankan fungsi mediasi kearah restoratif justice dalam menyelesaikan permasalahn ini.
“Kami juga, sebagai bagian dari pendukung Jokowi (2014 dan 2019) yang kini tergabung dalam SIAGA 98, menghormati langkah hukum Relawan Jokowi lainnya, namun kami memilih menerima maaf Rocky Gerung dalam konteks memahami apa yang disampaikan Presiden Jokowi sebagai hal kecil,” papar Hasanuddin seraya mengimbuhkan terdapat persoalan besar yang perlu segera dikerjakan bersama, yang tingkat keutamaannya lebih penting yaitu melaksanakan Pemilu 2024 secara jujur, adil, damai dan demokratis, agenda pemberantasan korupsi, mengatasi tindak pidana perdagangan orang, perjudian online, ilegal mining, dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.