Jakarta, Portonews.com – Sultan Rifat Alfatih (21 tahun), korban terjerat kabel fiber optik milik PT. Bali Towerindo Sentra, Tbk. (Bali Tower), kini terpaksa harus menggunakan lubang buatan pada bagian leher untuk bernafas. Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, itu secara permanen tidak bisa lagi bernafas melalui lubang hidung dan mulut, karena bagian rongga tenggorokannya ditutup saat operasi pengangkatan pita suara, pada 19 Oktober lalu.
“Sultan juga telah kehilangan fungsi bicara, termasuk fungsi indera penciuman,” kata Fatih, ayah Sultan, saat menjelaskan kondisi terkini Sultan pasca operasi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (15/11/2023).
Fatih menjelaskan, saat ini untuk makan dan minum sementara Sultan menggunakan selang NGT yang dipasang di bagian hidung, sampai kondisi luka pasca operasinya sembuh dan tidak ada kebocoran lagi. Jika kondisinya membaik, selang NGT akan dilepas agar Sultan bisa makan minum secara normal dari mulut.
“Hari ini merupakan hari ke-26 pasca operasi pengangkatan pita suara Sultan, dan masuk hari ke-103 dirawat di Rumah Sakit Polri Kramajati atas atensi Pak Kapolri. Alhamdulillah kondisi anak saya stabil, dan bisa beraktifitas normal secara terbatas, seperti berjalan, ke kamar mandi, dan lain-lain, ” ungkap Fatih.
Sultan juga telah memulai rutinitas minum madu sebanyak 4 kali sehari sebagai bagian dari proses penyembuhan luka pasca operasi.
Untuk fungsi bicara, Fatih menjelaskan, saat ini RS Polri Kramajati mengadakan alat bantu bicara electro laring, yang dapat dipergunakan Sultan untuk membantu berbicara dengan cara menempelkan alat ke bagian leher. Secara bertahap Sultan juga sudah mulai melakukan latihan dan terapi untuk bicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut. Harapannya sekitar 6 bulan kedepan Sultan sudah dapat berbicara secara mandiri dengan menggunakan nafas perut, tanpa perlu alat bantu lagi.
“Alhamdulillah, luar biasa dukungan dari RS Polri Kramajati kepada anak saya, karena saat ini Sultan sudah semakin baik kondisinya, serta sudah mulai terdengar bicaranya dengan menggunakan alat bantu yang ditempelkan di leher, meskipun kualitas suaranya masih samar terdengar dan seperti robot. Saya yakin secara bertahap dengan kebiasaan dan latihan, Sultan bisa akan semakin jelas suara berbicaranya, baik saat menggunakan alat bantu maupun nanti saat menggunakan nafas perut,” ujar Fatih.
Sebelumnya, pada 19 Oktober lalu, pita suara Sultan Rifat terpaksa diangkat (dioperasi). Pertimbangan tim dokter saat itu adalah karena kondisi pita suara Sultan rusak parah, pasca kecelakaan terjerat kabel milik Bali Tower. Operasi pengangkatan pita suara di bagian tenggorokan menjadi opsi terbaik agar Sultan tetap bisa makan dan minum secara normal.
Sultan Rifat Alfatih adalah mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, yang pada awal Januari 2023 lalu mengalami kecelakaan terjerat kabel fiber opitik milik PT. Bali Towerindo Sentra Tbk. (Bali Tower). Kecelakaan terjadi ketika Sultan dan temannya mengendarai sepeda motor di Jalan Raya Antasari – Cilandak, Jakarta Selatan.
Atas atensi khusus Kapolri, Jenderal Listiyo Sigit Prabowo, sejak awal Agustus 2023 lalu Sultan dirawat di RS Polri Kramajati, setelah sebelumnya sempat di rawat di RSUP Fatmawati, dan RSCM Kencana.