Jakarta, Portonews.com – Rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan Oktober 2023 dibandingkan bulan September 2023 mengalami penurunan sebesar US$3,45 per barel dari dari US$90,17 per barel menjadi US$86,72 per barel. Faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional antara lain “kekhawatiran pasar akan tertekannya pertumbuhan ekonomi global, dan penurunan permintaan minyak, bila tingkat suku bunga tetap pada level yang tinggi,” ungkap Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dalam Executive Summary.
Faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah Oktober 2023, akibat adanya “aksi profit taking pelaku pasar sebagai antisipasi hasil dari pertemuan Federal Reserve AS dan data Purchasing Manager ‘s Index dari China,” lanjut Tim Harga dalam Exum tersebut.
Peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah tidak mempengaruhi lalu lintas minyak mentah di wilayah tersebut, dan upaya-upaya diplomatik berhasil mencegah penyebaran konflik ke wilayah-wilayah lain.
Terkait permintaan minyak global, OPEC memperkirakan terdapat penurunan proyeksi permintaan minyak dunia pada Q4 2023 sebesar 50 ribu barel per hari menjadi 103.13 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Sementara S&P Global memperkirakan penurunan proyeksi permintaan minyak dunia pada 2023 sebesar 90 ribu bph menjadi 102.30 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Sedangkan terkait produksi minyak global, OPEC juga memperkirakan terdapat peningkatan proyeksi produksi minyak mentah OPEC dan Non OPEC untuk 2023 dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Peningkatan terutama pada produksi minyak mentah AS, Amerika Latin, Nigeria dan Saudi Arabia. Adapun IEA menyampaikan peningkatan produksi minyak mentah global di bulan September 2023 sebesar 270 ribu bph menjadi 101.6 juta bph dibandingkan dengan produksi bulan sebelumnya, terutama produksi dari Nigeria dan Kazakhstan.
Selain itu, penurunan harga minyak mentah, “juga dipicu oleh penurunan laju perekonomian kawasan Eropa tahun 2023 sebesar 0.1% dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya menjadi 0.5% dikarenakan penurunan sektor industri Eropa serta dampak tindakan kebijakan moneter oleh Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan laju inflasi,” ungkap Tim Harga.
“EIA menyampaikan stok Minyak Mentah komersial Amerika Serikat mengalami peningkatan 7 juta barrel pada akhir Oktober 2023 menjadi sebesar 421,1 Juta barel dibandingkan akhir bulan September 2023,” lanjut Tim Harga.
Intake kilang secara global di akhir September 2023 turun 1.3 juta bph menjadi 81.1 juta bph jika dibandingkan dengan intake kilang di bulan Agustus 2023, dikarenakan berakhirnya summer driving season, memasuki masa perubahan cuaca ekstrim (hurricane season) dan kilang-kilang memasuki masa pemeliharaan.
“Peningkatan ekspor minyak Rusia bulan September 2023 sebesar 460 ribu bph (mom) atau menjadi 7.6 juta bph juga menjadi faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak mentah dunia,” tutup Tim Harga.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh penurunan permintaan bahan bakar di China untuk bulan September 2023 sebesar 7.8% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 522 ribu bph. Serta kembalinya ekspor gas oil Rusia ke pasar (termasuk Asia), setelah dihapuskannya kebijakan larangan ekspor gas oil oleh pemerintah Rusia.
Selengkapnya perkembangan harga mentah utama pada bulan Oktober 2023 dibandingkan bulan September 2023 sebagai berikut :
Dated Brent turun sebesar US$2,95/bbl dari US$94,00/bbl menjadi US$91,05/bbl.
WTI (Nymex) turun sebesar US$3,96/bbl dari US$89,43/bbl menjadi US$85,47/bbl.
Brent (ICE) turun sebesar US$3,89/bbl dari US$92,59/bbl menjadi US$88,70/bbl.
Basket OPEC turun sebesar US$2,84/bbl dari US$94,70/bbl mejadi US$91,86/bbl.
Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$3,45/bbl dari US$90,17/bbl menjadi US$86,72/bbl