Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia menanjak pada awal perdagangan pasar Asia pada Kamis (31/8/2023) pagi. Kenaikan didorong oleh berkurangnya pasokan Amerika Serikat (AS), dengan fokus pada data aktivitas pabrik Tiongkok yang akan dirilis hari ini.
Dilansir Reuters, harga kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk Oktober dan yang berakhir pada Kamis naik 14 sen atau 0,16 persen ke US$86 per barel. Sementara, harga kontrak November yang lebih aktif naik 10 sen, atau 0,12 persen, ke US$85,34 pada pukul 00.39 GMT.
Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS (WTI) sebesar 10 sen, atau 0,13 persen, menjadi US$81,74 per barel.
Kemarin, harga minyak juga menanjak lantaran data pemerintah AS yang menunjukkan pasokan minyak mentah lebih sedikit dari perkiraan dan kudeta militer di Gabon, salah satu anggota OPEC, meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak mentah.
Para analis juga memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari selama tiga bulan berturut-turut hingga Oktober. Hal itu menambah pemotongan yang dilakukan oleh OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia.
Pemerintah AS juga telah memangkas kenaikan produk domestik bruto menjadi 2,1 persen pada kuartal lalu, dari laju 2,4 persen yang dilaporkan bulan lalu. Data yang dirilis pada Rabu kemarin juga menunjukkan pertumbuhan gaji swasta melambat secara signifikan pada Agustus.
“Berita buruk itu baik, karena data ekonomi AS yang lebih lemah menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lagi,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan dan menekan harga minyak.
Sementara itu, jajak pendapat analis Reuters memperkirakan aktivitas pabrik China kemungkinan mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada Agustus karena lemahnya permintaan mengancam prospek pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Indeks manajer pembelian resmi (PMI) diperkirakan naik tipis menjadi 49,4 pada Agustus, sedikit menanjak dari 49,3 yang tercatat pada Juli. Namun, angka tersebut masih menandai bulan kelima berturut-turut di bawah level utama 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.