Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia melesat hampir 6 persen pada akhir perdagangan Jumat (13/10/2023) waktu setempat, dengan Brent mencatatkan kenaikan mingguan tertinggi sejak Februari. Melonjaknya harga komoditas ini karena investor memperkirakan kemungkinan bahwa konflik di Timur Tengah (Timteng) dapat meluas ketika Israel memulai serangan darat ke Gaza.
Mengutip Reuters, minyak mentah Brent ditutup naik 4,89 dolar AS atau 5,7 persen ke 90,89 dolar AS per barel. Kemudian, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4,78 dolar AS atau 5,8 persen menjadi 87,69 dolar AS per barel.
Kedua tolok ukur minyak mentah ini membukukan persentase kenaikan harian tertinggi sejak April. Selain itu, Brent juga mencatat kenaikan mingguan sebesar 7,5 persen, kenaikan terbesar sejak Februari, sementara WTI naik 5,9 persen untuk minggu ini.
Pengumuman Israel ini menandai peralihan dari perang udara ke operasi darat untuk melawan pejuang Hamas seminggu setelah kelompok militan Palestina mengamuk di Israel selatan.
Konflik di Timur Tengah berdampak kecil terhadap pasokan minyak dan gas global, dan Israel bukanlah produsen besar. Namun, para investor dan pengamat pasar tengah mengkaji bagaimana hal ini dapat meningkat dan apa pengaruhnya terhadap pasokan dari negara-negara terdekat di kawasan penghasil minyak terbesar dunia.
Beberapa warga di Gaza dikabarkan telah meninggalkan rumah mereka pada hari Jumat untuk melarikan diri dari serangan gencar Israel. Hal ini terjadi setelah Israel memerintahkan lebih dari 1 juta orang meninggalkan bagian utara wilayah tersebut dalam waktu 24 jam.
Menteri Perminyakan Iran Javad Owji mengatakan, harga minyak mentah dunia diprediksi mencapai 100 dolar AS per barel karena situasi saat ini di Timur Tengah, menurut kantor berita kementerian SHANA.