Jakarta, Portonews.com – Harga minyak mentah dunia dibuka beragam pada perdagangan Jumat (6/10/2023) setelah turun 2% pada perdagangan sebelumnya.
Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,04% di posisi US$82,28 per barel, sementara minyak mentah brent dibuka menguat 0,50% ke posisi US$84,49 per barel.
Pada perdagangan Kamis (5/10/2023), minyak WTI ditutup ambruk 2,27% ke posisi US$82,31 per barel, begitu juga dengan harga minyak brent ditutup anjlok 2,03% ke posisi US$84,07 per barel.
Harga minyak turun sekitar 2% pada hari Kamis, memperpanjang penurunan sesi sebelumnya sebesar hampir 6%, karena kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar melebihi keputusan OPEC+ untuk mempertahankan pengurangan produksi minyak, menjaga pasokan tetap terbatas.
Patokan global minyak mentah berjangka Brent dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS telah turun sekitar US$ 10 per barel dalam waktu kurang dari 10 hari setelah mendekati US$ 100 pada akhir September.
Penurunan persentase gabungan selama dua hari terakhir adalah yang paling tajam sejak bulan Mei untuk kedua acuan minyak mentah tersebut.
Investor khawatir puncak permintaan konsumsi bahan bakar sudah berlalu, ucap Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Harga minyak turun lebih dari US$5 pada hari Rabu, penurunan harian terbesar dalam lebih dari setahun, bahkan setelah pertemuan panel tingkat menteri OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia.
Mereka tidak melakukan perubahan terhadap kebijakan produksi minyak kelompok tersebut, dan Arab Saudi mengatakan akan mempertahankan pengurangan sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun 2023, sementara Rusia akan mempertahankan pembatasan ekspor sukarela sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023.
Data pemerintah pada hari Rabu juga menunjukkan penurunan tajam permintaan bensin di AS. Pasokan bensin yang mewakili permintaan, turun pekan lalu ke level terendah sejak awal tahun 2023.
“Saya tidak melihat permintaan bensin akan melebihi 8,5 juta barel per hari sampai musim belanja liburan tiba dan itu akan menjadi masalah bagi pasar,” ucap John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.
Minyak pemanas berjangka AS turun lebih dari 5% di tengah ekspektasi bahwa larangan ekspor bahan bakar Rusia yang diberlakukan bulan lalu akan segera dicabut dan gangguan pasokan tidak akan separah yang diperkirakan pasar.
Data pada hari Rabu juga menunjukkan sektor jasa AS melambat sementara ekonomi zona euro mungkin menyusut pada kuartal terakhir, menurut sebuah survei.
Dolar AS melemah, namun terus berada di dekat level tertinggi dalam 11 bulan, membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli asing.
Pada hari Kamis, menteri energi Turki mengatakan pipa minyak mentah dari Irak melalui Turki, yang telah ditangguhkan selama sekitar enam bulan, siap untuk dioperasikan.