Jakarta, Portonews.com – Melansir Xinhua, Jumat, 3 November 2023, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik USD2,02 atau 2,51 persen menjadi USD82,46 per barel di New York Mercantile Exchange.
Namun demikian, melansir Channel News Asia, harga minyak sedikit berubah pada perdagangan Jumat, menuju kerugian minggu kedua berturut-turut. Hal ini karena bank sentral AS membiarkan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan dan kekhawatiran konflik Timur Tengah akan mengganggu pasokan mereda.
Harga minyak mentah berjangka Brent naik enam sen menjadi USD86,91 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 12 sen atau 0,2 persen menjadi USD82,58 per barel.
Kedua harga minyak acuan tersebut telah naik lebih dari USD2 per barel pada perdagangan Kamis. Brent berada di jalur untuk turun sekitar empat persen dalam minggu ini, sementara WTI tampaknya ditutup turun 3,5 persen.
Sementara itu, ada kekhawatiran geopolitik tetap menjadi fokus, ketika pasukan Israel mengepung Kota Gaza pada Kamis – kota utama Jalur Gaza – dalam serangan mereka terhadap Hamas, kata militer. Namun kelompok militan Palestina menolak upaya mereka dengan serangan tabrak lari dari terowongan bawah tanah.
Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang menjajaki serangkaian jeda dalam konflik Israel-Hamas untuk membantu orang-orang keluar dari Gaza dengan aman. Serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk, namun menegaskan kembali penolakannya terhadap gencatan senjata penuh.
Di sisi pasokan, eksportir minyak utama Arab Saudi diperkirakan akan mengkonfirmasi kembali perpanjangan pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar satu juta barel per hari hingga Desember, perkiraan para analis.
Data jumlah rig minyak AS diperkirakan akan dirilis hari ini dan akan berfungsi sebagai indikator produksi di masa depan. Sementara itu, Federal AS memberikan jeda dovish terhadap kenaikan suku bunganya pada Rabu, sementara BoE memberikan jeda hawkish pada Kamis.